NGOBAR ASSALAM

Ngobar Assalam, ikuti dan kunjungi Ngobar Assalam di Masjid Assalam Minomartani setiap hari Minggu Pagi sehabis sholat jama'ah Subuh.

Kamis, 05 November 2015

Apa itu Takhayul dan Khurafat?



Apa itu khurafat dan takhayyul? Mohon dijelaskan.

Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah, wa ba'du,

Kita akan lihat pengertian masing-masing dari sisi penggunaan bahasa.
Khurafat, menurut Ibnul Mandzur,
والخُرافةُ الحديثُ الـمُسْتَمْلَحُ من الكذِبِ. وقالوا: حديث خُرافةَ

Khurafat adalah berita yang dibumbuhi dengan kedustaan. Masayarat menyebut, ‘Beritanya khurafat’

Kemudian beliau menyebutkan latar belakang istilah ini,
ذكر ابن الكلبي في قولهم حديثُ خُرافة أَنَّ خُرافةَ من بني عُذْرَةَ أَو من جُهَيْنةَ، اخْتَطَفَتْه الجِنُّ ثم رجع إلى قومه فكان يُحَدِّثُ بأَحاديثَ مـما رأي يَعْجَبُ منها الناسُ؛ فكذَّبوه فجرى على أَلْسُنِ الناس: حديث خُرافةَ

Dijelaskan oleh Ibnul Kalbi tentang pernyataan masyarakat, ‘Beritanya khurafat’ bahwa Khurafat adalah nama orang dari Bani Udzrah atau bani Juhainah. Dia pernah diculik Jin kemudian kembali ke kampungnya. Setelah itu, dia bercerita banyak tentang berbagai kejadian yang dia lihat, sehingga banyak orang terheran-heran. Sampai mereka tidak percaya dan menganggap Khurafat berdusta. Akhirnya jadi terkenal di tengah masyarakat, “Beritanya Khurafat.” (Lisanul Arab, 9/62)

Keterangan yang sama juga disampaikan az-Zirikli,
خرافة : رجل من بني عذرة، غاب عن قبيلته زمناً ثم عاد فزعم أن الجن استهوته وأنه رأى أعاجيب جعل يقصها عليهم، فأكثر، فقالوا في الحديث المكذوب (حديث خرافة)  وقالوا فيه (أكذب من خرافة) حتى سمى الحريري الكذب خرافة

Khurafat adalah nama seorang lelaki dari bani Udzrah, yang hilang dari kampungnya dalam kurun waktu yang lama. Kemudian dia kembali. Dia menyangka telah disekap Jin, dan dia telah melihat berbagai kejadian aneh. Lalu diceritakan kepada masyarakatnya panjang lebar. Hingga jadi istilah mereka untuk menyebut berita dusta, ‘Beritanya Khurafat’. Mereka juga membuat istilah, “Lebih pembohong dari pada Khurafat.” Hingga al-Hariri menyebut setiap kedustaan dengan Khurafat. (al-A’lam, az-Zirikli, 2/303).

Dari keterangan mereka, kita memahami kata Khurafat artinya semua berita atau informasi yang mengandung kedustaan.

Kita beralih ke istilah Takhayyul

Kata ini diebutkan dalam al-Quran, ketika Allah menceritakan sihir yang dilakukan tukang sihirnya Fir’aun,
قَالَ بَلْ أَلْقُوا فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى

“Berkata Musa: "Silahkan kamu sekalian melemparkan." Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka.” (QS. Thaha: 66)

Tukang sihir Firaun menyihir setiap mata para penontonnya. Sehingga seolah mata mereka melihat tali dan tongkat mereka menjadi ular. Termasuk Musa ‘alaihis salam, terbayang dalam diri beliau, tali dan tongkat mereka menjadi ular.

Dalam kamus Mu’jam al-Wasith, makna kata Takhayyul adalah [تَصَوَّرَهُ ، تَمَثَّلَهُ] yang artinya membayangkan.

Karena orang sombong yang kagum dengan dirinya disebut Mukhtal atau Dzul Khuyala’. Karena dia membayangkan dirinya hebat, seolah tidak ada yang menandinginya. (Lisan al-‘Arab, 11/226)

Dalam kamus KBBI, ta·kha·yul diartikan sebagai (sesuatu yg) hanya ada dalam khayal belaka
atau kepercayaan kepada sesuatu yang dianggap ada atau sakti, padahal sebenarnya tidak ada atau tidak sakti.

Mengapa Takhayul dan Khurafat Digandengkan?
Dua kata ini digandengkan, karena semua keterangan dusta, berawal hanya dari khayalan manusia. Khayalan tanpa bukti. Tidak sesuai kenyataan, dan tidak didukung oleh dalil.  Ketika itu diyakini, statusnya menjadi khurafat. Keyakinan dusta yang menyimpang.

Apakah Semua Takhayul & Khurafat itu Terlarang?
Khurafat dan takhayul terkait syariat, semuanya terlarang. Karena berdusta atas nama syariat. Terlebih jika khurafat itu terkait keyakinan tentang Allah. Bahayanya lebih parah dan ancaman dosanya sangat besar.
Dalam al-Quran, Allah banyak memberikan ancaman untuk orang yang memiliki keyakinan dusta tentang Allah, diantaranya,

Allah berfirman,
فَمَنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
barangsiapa mengada-adakan dusta terhadap Allah sesudah itu, maka merekalah orang-orang yang zalim. (QS. an-Nisa: 94).
Ayat ini bercerita tentang sikap sebagian bani Israil yang mereka menetapkan hukum halal haram di masa sebelum turunnya taurat. Pernyataan mereka tanpa bukti, Allah sebut sebagai dusta atas nama Allah.

Allah juga berfirman,
انْظُرْ كَيْفَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَكَفَى بِهِ إِثْمًا مُبِينًا

Lihatlah bagaimana mereka berbuat dusta atas nama Allah. dan cukuplah itu sebagai perbuatan dosa yang nyata. (QS. an-Nisa: 50).

Ayat ini bercerita tentang pengakuan orang yahudi dan nasrani bahwa mereka adalah kekasih Allah, anak kesayangan Allah. dan mereka menganggap, yang paling berhak masuk surganya Allah adalah Yahudi dan Nasrani. Allah sebut anggapan ini sebagai kedustaan atas nama-Nya.

Allah juga berfirman,
قُلْ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ
Katakanlah, sesungguhnya orang-orang yang berdusta atas nama Allah, dia tidak akan beruntung. (QS. Yunus: 69).
Ayat ini berisi ancaman Allah untuk orang yang menyatakan Allah punya anak, padahal Allah tidak butuh seluruh makhluk. Dia Maha Kaya.

Allah juga berfirman,
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعَى إِلَى الْإِسْلَامِ

Siapakah yang lebih dzalim dari pada orang yang berdusta atas nama Allah, padahal dia telah didakwahi untuk masuk islam. (QS. as-Shaf: 7)

Padahal dia telah didakwahi untuk masuk islam, artinya dia telah mengenal kebenaran. Allah sebut perbuatannya sebagai pebuatan yang paling dzalim. Mereka menyebut Allah memiliki sekutu.

Termasuk bentuk khurafat adalah menggalang amalan ibadah yang sama sekali tidak pernah Allah syariatkan. Allah berfirman,
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ

“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?” (QS. as-Syu’ara’: 21)

Keyakinan Ngawur atas Nama Allah, Asal Segala Kesesatan
Jika kita perhatikan, semua penyimpangan orang musyrik dan orang kafir yang Allah sebutkan dalam ayat-ayat di atas, sumbernya adalah aqidah dan keyakinan menyimpang tentang Allah.

§  Ada yang berbicara masalah halal-haram tanpa dalil. Sementara yang berhak menetapkan hukum halal-haram hanya Allah.
§  Ada yang karena mengklaim dirinya anak kesayangan Allah yang pasti masuk surga, tanpa bukti amal.
§  Ada yang menyatakan Alah punya anak. Padahal Allah Maha Sempurna, tidak butuh seluruh alam
§  Ada yang menganggap Allah punya wakil untuk mengantarkan berdoa, yang itu menjadi aqidah orang musyrikin.
§  Ada yang menetapkan aturan dalam ibadah, sementara dia tidak punya dalil dari syariat. Dia sebut amal bid’ah berpahala, sementara Allah tidak pernah menjanjikan pahala untuk amal itu.

Karena itulah, Ibnul Qoyim menyebutkan bahwa berbicara ngawur tentang Allah, menyampaikan informasi tentang Allah tanpa ilmu, adalah sumber dari segala kesesatan.

Ibnul Qoyim mengatakan,
فليس في أجناس المحرمات أعظم عند الله منه, ولا أشد منه, ولا أشد إثمًا، وهو أصل الشرك والكفر، وعليه أسست البدع والضلالات، فكل بدعة مضلة في الدين أساسها القول على الله بلا علم

Tidak ada jenis keharaman yang lebih parah di sisi Allah melebihi berbicara atas nama Allah tanpa ilmu, dan lebih berat dosanya dari pada tindakan ini. Karena ini adalah sumber segara kesyirikan dan kekufuran. Dan semua bentuk bid’ah dan kesesatan juga dibangun karena pelanggaran ini. Semua bid’ah yang menyesatkan dalam agama, asasnya adalah berbicara atas nama Allah tanpa ilmu. (Madarij as-Saikin, 1/372)

Luruskan Aqidah Anda

Aqidah menaruh peranan paling penting dalam hidup manusia. Karena dia pengendali hidup. Orang akan semakin mudah mentaati Allah, ketika aqidahnya benar. Kita bisa lihat, orang kafir dan orang musyrik menjadi manusia yang sangat jahat dan bengis di alam ini, sebabnya adalah karena mereka memiliki aqidah yang sesat.

Sebagai contoh sederhana saja,
Bandingkan kaum muslimin dengan orang syiah…
Syiah, mereka mengaku muslim. Mengaku menyembah Allah. Mengaku keberadaan nabi yang sama dengan kita. Mengakui adanya malaikat, surga-neraka, dst.

Tapi di saat yang sama, mereka punya penyimpangan besar dalam masalah aqidah. Mereka mengagungkan Husain, melebihi pengagungan mereka kepada Allah. Mereka menganggap, hanya penganut Husain yang akan dijamin masuk surga. Mereka mengaku itu dengan klaim, bukan dengan bukti.
Mereka membesar-besarkan urusan imamah Ali bin Abi Thalib. Dan ini dianggap puncak dari segala perjuangan.

Di sana anda bisa lihat, bagaimana karakter orang syiah yang sangat menjijikkan,
§  Mereka menghalalkan kawin kontrak, nikah sejam, dua jam, dianggap sah. Anda bisa perhatikan, berapa kira-kira anak mut’ah yang ada di Iran? Ataukah hampir semua masyarakat Iran anak mut’ah?
§  Mereka menghina habis A’isyah, dan menyebutnya penghuni neraka
§  Mereka mengkafirkan Abu Bakr, Umar, dan Utsman.
§  Mereka menganggap, al-Quran yang ada di tengah kaum muslimin, sudah tidak otentik.
§  Mereka menganggap semua imam mereka itu makshum, layaknya seorang nabi.  

Ada orang yang karakternya selalu membela kebatilan, karena aqidah mereka rusak.

Allah berfirman,
وَإِنْ يَرَوْا كُلَّ آَيَةٍ لَا يُؤْمِنُوا بِهَا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الرُّشْدِ لَا يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الْغَيِّ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا وَكَانُوا عَنْهَا غَافِلِينَ  

“Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya.” (QS. al-A’raf: 146)

Allahu a’lam 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar