NGOBAR ASSALAM

Ngobar Assalam, ikuti dan kunjungi Ngobar Assalam di Masjid Assalam Minomartani setiap hari Minggu Pagi sehabis sholat jama'ah Subuh.

Selasa, 10 Juni 2014

surat Al Baqarah ayat 208

surat Al Baqarah ayat 208
Allah ta’ala berfirman :
 “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagi kalian.”
(Al Baqarah : 208)
Ada beberapa faedah yang dapat kita petik dari firman Allah ta’ala di atas, sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaiminrahimahullah ketika menjelaskan ayat yang mulia ini. Diantara faedah-faedah yang beliau sebutkan adalah :
  • Keutamaan iman, karena Allah ta’ala berfirman ” Wahai orang-orang yang beriman” Seruan dari Allah ini menunjukkan pemuliaan dan penghormatan bagi orang-orang yang beriman.
  • Konsekuensi keimanan adalah dengan menjalankan perintah, karena Allah mendahului perintah dengan panggilan keimanan, dan jika ada  suatu hukum dikaitkan dengan sifat tertentu maka  melaksanakan hukum tersebut merupakan konsekuensi dari sifat tersebut. Ini merupakan kaedah yang sangat penting. Dan tidak diragukan bahwa konsekuensi keimanan adalah menjalankan perintah Allah azza wa jalla.
  • Wajib menerapkan syariat baik secara umum maupun secara terperinci, berdasarkan firman Allah ta’ala “ Masuklah kalian ke dalam islam secara sempurna”
  • Sesungguhnya manusia diperintahkan untuk menjalankan suatu perintah supaya mereka terus menerus istiqamah dalam menjalankannya, berdasarkan firman Allah ta’ala : ” Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhannya.” dan yang semisal dengan ayat ini adalah firman Nya : ” Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya” Maksudnya adalah terus meneruslah berada di atas hal tersebut.
  • Haram mengikuti langkah-langkah syaithan, berdasarkan firman-Nya ” Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaithan” Maknanya : janganlah mengikuti model dan gaya hidup syaithan, karena Allah telah menjelaskan di ayat yang lain bahwa syaithan itu hanya memerintahkan untuk berbuat fahsya’ dan kemungkaran. Maka  jika orang itu berakal tidak mungkin mengikutinya, tidak mungkin seseorang itu rela dan ridha untuk berbuat fahsya’ dan kemungkaran. Demikain juga syaithan adalah musuh bagi kita semua, sebagaimana firman Allah ta’ala : ” Sesungguhnya syaithan itu musuh bagi kalian “ (Fathir : 6). Kemudian Allah ta’ala berfirman ” Maka jadikanlah dia (syaitahan) sebagai musuh bagi kailan” Dan tidak mungkin orang yang berakal malah mengikuti musuhnya. Jika syaithan itu hanya memerintahkan kepada fahsya’ dan kemungkaran maka dia menjadi musuh bagi kita. Maka tidak masuk akal, bahkan bukan merupakan konsekuensi keimanan jika manusia mengikuti jejak langkah syaithan. Karena Allah ta’ala telah menjelaskan bahwa langkah-langkah syaithan memerintahkan untuk berbuatfahsya’ yaitu dosa-dosa besar dan mungkar yaitu semua perbuatan maksiat. Maka setiap perbuatan maksiat merupakan langkah-langkah syaithan, dalil tegas dan jelas yang menunjukkan perbuatan-perbuatan syaithan adalah : makan dan minum, mengambil, memberi dengan tangan kiri. Demikian juga menoleh saat melakukan ibadah shalat. Ini merupakan perbuatan-perbuatan yang dengan tegas disebutkan oleh dalil bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan syaithan. Dan masih ada perbuatan syaithan lainnya yang tidak ada dalil khusus tentangnya, namun kita katakan bahwa semua perbuatan maksiat merupakan bagian dari langkah-langkah syaithan.
  • Haram bertasyabuh (meniru) orang kafir, karena perbuatan orang-orang  kafir termasuk langkah-langkah syaithan. Syaithan memerintahkan untuk berbuat fahsya’ dan mungkar dan tidak ada sesuatu yang lebih munkar dari pada kekafiran -kita berlindung kepada Allah dari perbuatan yang demikian-
  • Penegasan permusuhan syaithan kepada manusia, berdasarkan firman-Nya ” Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagi kalian”
  • Tidak mungkin syaitahan itu memerintahkan untuk berbuat baik kepada kita, selama-lamanya. Karena syaithan adalah musuh engkau yang merasa senang jika engkau susah dan susah jika engkau senang. Oleh karena itu Allah ta’ala berfirman : ” Sesungguhnya syaithan itu musuh bagi kalian maka jadikanlah dia sebagai musuh.” (Fathir :6).
  • Sesungguhnya penyebutan hukum itu dikaitkan dengan illah (sebab) nya, berdasarkan firman Allah ta’ala : ” Janganlah engkau mengikuti langkah-langkah syaithan” kemudian dijelaskan alasannya ” Karena syaithan itu musuh yang nyata bagi kalian.”
Cabang dari faedah ini adalah : hendaknya bagi orang yang menyebutkan suatu hukum  juga menyebutkan alasannya supaya dapat menenangkan jiwa. Jika dalil tersebut terkait dengan Al Qur’an dan As Sunnah maka dikaitkan dengannya, jika dalil tersebut terkait dengan akal maka bisa dikaitkan dengan kias. Faedah dan manfaat penyebutan illah (sebab) suatu hukum ini untuk menjelaskan kesempurnaan dan kelengkapan syariat sehingga lebih menambah ketenangan ketika menjalankan suatu hukum, karena mungkin  menyebutkanillah untuk hukum tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar