Bagaimana Cara Setan
Bisa Menggoda Manusia
Imam Ibnul Jauzi
membuat sebuah perumpamaan yang menggambakan bagaimana upaya setan dalam
menggoda manusia?
Sesungguhnya hati
manusia ibarat kerajaan. Di bagian luar terdapat tembok yang menjadi
benteng. Tembok benteng ini memiliki beberapa pintu dan bagian celah yang belum
diperbaiki. Di dalam benteng terdapat istana berupa akal dan hati nurani. Dan
disamping benteng terdapat rumah tua yang dihuni hawa nafsu.
Para malaikat
keluar masuk ke dalam benteng melalui pintu masuk. Sementara setan keluar masuk
ke rumah tua tanpa ada halangan.
Pertempuran terus
terjadi antara penghuni istana dengan penghuni rumah tua. Sementara setan
selalu keliling mengitari benteng untuk mencari peluang lengahnya penjaga pintu
benteng dan berusaha menerobos celah tembok.
Karena itu, tidak
selayaknya sang penjaga lengah meskipun hanya sesaat. Dia harus mengontrol
semua pintu, dan memperhatikan celah benteng. Karena musuh tidak pernah
menyia-nyiakan kesempatan. Seseorang pernah bertanya kepada Hasan
al-Bashri, ”Apakah setan itu tidur?” jawab beliau,
لو نام لوجدنا راحة
“Kalau dia tidur, kita nanti bisa istirahat.”
Benteng ini diterangi dengan dzikir dan sinar iman. Di dalam
benteng terdapat cermin kaca yang bisa menangkap bayangan setiap orang yang
masuk ke dalam benteng. Karena itu, hal pertama yang dilakukan setan di rumah
tua adalah memperbanyak asap was-was. Sehingga setan bisa menghitamkan tembok benteng dan mengotori cermin.
Sementara akal sehat yang sejalan dengan aturan syariat, menjadi penghalang
munculnya asap, dan hujan dzikir bisa membersihkan cermin.
Sang musuh sering
melakukan operasi militer. Terkadang mereka melakukan operasi dan masuk ke
dalam benteng. Kemudian sang penjaga datang menghalang lalu pasukan itu keluar.
Terkadang dia masuk dan membuat kerusakan. Bahkan terkadang tetap tinggal di
dalam, karena sang penjaga lengah.
Sementara udara
dingin yang menerpa, bisa membuat asap cepat terkondensasi memadat, sehingga
menghitamkan tembok benteng, dan menutupi cermin. Sehingga setan bisa masuk,
namun sang penjaga tidak sadar. Terkadang setan melukai penjaga karena dia
lengah, dan terkadang menangkapnya dan dijadikan tawanan atau budak. Setan
selalu berusaha melakukan makar di rumah tua atas bantuan hawa nafsu.
(Talbis Iblis, hlm. 50)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar