NGOBAR ASSALAM

Ngobar Assalam, ikuti dan kunjungi Ngobar Assalam di Masjid Assalam Minomartani setiap hari Minggu Pagi sehabis sholat jama'ah Subuh.

Kamis, 25 Juli 2019

Fiqih Syawal


By: Uztad Ammi Nur Baits

Asal Nama Syawal

Ibnul ‘Allan asy-Syafii,

“Penamaan bulan Syawal itu diambil dari kalimat Sya-lat al Ibil yang maknanya onta itu mengangkat ekornya. Syawal dimaknai demikian, karena dulu orang-orang Arab menggantungkan alat-alat perang mereka, disebabkan sudah dekat dengan bulan-bulan haram, yaitu bulan larangan untuk berperang.

(Dalil al-Falihin li Syarh Riyadh al Shalihin)

•Bulan Syawal, bulan Peningkatan??

Tradisi Jahiliyah

Orang arab menganggap bulan Syawal sebagai bulan pantangan. Sehingga mereka melarang mengadakan acara pernikahan di bulan Syawal. Mereka sebut bulan ini dengan bulan Syawal karena para wanita menolak untuk dinikahi sebagaimana onta betina yang menolak sambil sya-lat (mengangkat) ekornya, setelah didekati onta jantan. (Lisanul 'Arab)

Anjuran Menikah

•A'isyah menceritakan, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menikahiku di bulan Syawal, dan beliau tinggal satu rumah denganku juga di bulan Syawal. Siapakah diantara istri beliau yang lebih beruntung dari pada aku. (HR. Ahmad & Muslim)

•Nawawi: “Tujuan Aisyah mengatakan demikian adalah sebagai bantahan terhadap keyakinan jahiliah dan khurafat yang beredar di kalangan masyarakat awam, bahwa dimakruhkan menikah atau melakukan malam pertama di bulan Syawal.

Qadha Itikaf

A'isyah menceritakan i'tikafnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

Di pagi harinya, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melihat ada banyak kemah para istrinya. Beliau bertanya: Apa-apaan ini? Setelah diberi tahu, beliau bersabda kepada para istrinya: “Apakah kalian menganggap ini baik?” kemudian beliau tidak i'tikaf di bulan ramadhan itu, dan beliau i'tikaf pada sepuluh hari di bulan Syawal.” (HR. Al Bukhari & Muslim)



•Abu Thayib Abadi mengatakan:

  I'tikaf beliau di bulan Syawal sebagai ganti (qadla) untuk i'tikaf bulan Ramadlan yang beliau tinggalkan...(Aunul Ma'bud-syarah Abu Daud, 7/99)



Puasa 6 Hari Syawal

Dari Abu Ayyub al-Anshari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Siapa yang puasa ramadhan, kemudian dia ikuti dengan 6 hari puasa syawal, maka seperti puasa setahun.” (HR. Muslim 1164)



1.Boleh dilakukan selama syawal

2.Tidak harus berurutan

3.Harus genap ramadhannya

4.Tidak boleh digabung niat dengan puasa qadha

5.Bisa digabung niat dengan puasa senin kamis atau ayamul bidh

6.Semakin cepat, semakin besar pahalanya



Minta Maaf di Bulan Syawal

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,



من كانت له مظلمة لأخيه من عرضه أو شيء فليتحلله منه اليوم قبل أن لا يكون دينار ولا درهم إن كان له عمل صالح أخذ منه بقدر مظلمته وإن لم تكن له حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحمل عليه



“Orang yang pernah menzalimi saudaranya dalam hal apa pun, maka hari ini ia wajib meminta agar perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari saat tidak ada ada dinar dan dirham, karena jika orang tersebut memiliki amal saleh, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezalimannya. Namun, jika ia tidak memiliki amal saleh maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zalimi.” (HR. Bukhari, no. 2449)



•Tidak ada dalil khusus di bulan syawal

•Jangan sampai menimbulkan maksiat baru

•Segera minta maaf jika ada kesalahan








Tidak ada komentar:

Posting Komentar