NGOBAR ASSALAM

Ngobar Assalam, ikuti dan kunjungi Ngobar Assalam di Masjid Assalam Minomartani setiap hari Minggu Pagi sehabis sholat jama'ah Subuh.

Kamis, 26 Februari 2015

Cara Benar Menjamu Tamu



Kita simak cerita Ibrahim,
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ الْمُكْرَمِينَ ( ) إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلَامًا قَالَ سَلَامٌ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ ( ) فَرَاغَ إِلَى أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ ( ) فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ (27) فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيم
Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (Yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan? ( ) (ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaamun". Ibrahim menjawab: "Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal." ( ) Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. ( ) lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: "Silahkan anda makan." ( ) (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak). (QS. Az-Dzariyat: 24 – 28)

Ketika Ibrahim kedatangan tamu malaikat, beliau tidak tahu bahwa mereka malaikat. Beliau terima tamu itu, dan dipersilahkan masuk. Yang unik, begitu mereka masuk, Ibrahim diam-diam ke belakang menemui istrinya dan langsung menyuguhkan daging anak sapi yang gemuk. Beliau hidangkan dan beliau persilahkan mereka makan. Namun apa yang terjadi, mereka tidak memakannya.

Seperti inilah seorang nabi memuliakan tamu. Beliau memuliakan tamunya  dengan suguhan tanpa bertanya dan menawarkannya terlebih dahulu. Jika Ibrahim bertanya, tentu mereka tidak akan bersedia disuguhi, karena mereka tidak makan.

Untuk menjamu tamu, tidak perlu ditanya terlebih dahulu, apakah tamunya bersedia dijamu ataukah tidak. Kecuali jika tamunya tidak doyan jamu. 

Pada 18 Juni 2014 16.04, Ammi Baits <ammibaits@gmail.com> menulis:
Yang Kuat, Belum Tentu Menang

Salah satu cara Allah menyemangati Nabi-nya shallallahu 'alaihi wa sallam, Allah ‎yakinkan bahwa kekuatan besar, belum tentu bisa mengalahkan kekuatan yang kecil. ‎Karena kemenangan tidak selalu ditentukan oleh kekuatan. Ada faktor lain yang di luar ‎perhitungan manusia yang menentukan kemenangan. ‎
Allah berfirman, ‎
وَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ هِيَ أَشَدُّ قُوَّةً مِنْ قَرْيَتِكَ الَّتِي أَخْرَجَتْكَ أَهْلَكْنَاهُمْ فَلَا نَاصِرَ لَهُمْ‏
Betapa banyaknya negeri yang (penduduknya) lebih kuat dari pada (penduduk) negerimu ‎‎(Muhammad) yang telah mengusirmu itu. Kami telah membinasakan mereka, maka tidak ‎ada seorang penolongpun bagi mereka. (QS. Muhammad: 13)‎

Jangan kita silau dengan kekuatan lawan, sehingga membuat kita gentar. ‎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar