By; Ammi Nur Baits
Ramadhan penuh perjuangan. Siang puasa, malam bergadang. Sungguh rutinitas yang melelahkan. Tapi siapa yang menjamin semua itu diterima?
Dari Abu hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ، وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ
Betapa banyak orang yang puasa, tidak mendapat apapun selain lapar. Betapa banyak orang qiyamul lail, tidak mendapatkan apapun selain bergadangan. (HR. Ahmad 8856, Ibnu Majah 1690, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)
Pernahkah kita merasa khawatir, barangkali kita termasuk salah satu diantara mereka?
Apa yang bisa anda bayangkan jika kita termasuk salah satu diantara mereka?
Sedih, susah, biasa saja, atau malah gembira?
Jika nurani kita berfungsi dengan sehat, seharusnya kita bersedih. Kita merasa sedih karena semua usaha yang kita lakukan sia-sia, tidak membuahkan balasan. Rugi waktu, rugi tenaga, rugi usaha, rugi modal, dst.
Ketika nurani kita sehat, kita akan berusaha memohon dan memohon kepada Allah agar Dia menerima amal kita. Dan inilah tugas mereka yang selesai beramal, memohon kepada Allah, agar amalnya diterima.
Kita bisa rutinkan doa Ibrahim,
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Wahai Rab kami, terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkau Maha mendengar lagi Maha Mengetahu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar