NGOBAR ASSALAM

Ngobar Assalam, ikuti dan kunjungi Ngobar Assalam di Masjid Assalam Minomartani setiap hari Minggu Pagi sehabis sholat jama'ah Subuh.

Kamis, 21 Maret 2013

HUBUNGAN AMAL INDIVIDU DENGAN ALLAH DAN SESAMA MANUSIA

By: H. Uztad Sidik Tono
 
  1. Mencontoh sifat Nabi (Ash-Shidqu (jujur), Amanah (bisa dipercaya), Fathonah, tabligh)

  1.  Istiqamah (berpendirian teguh)
  2.  Iffah (Jaga kemuliaan dan kehormatan diri lahiriah maupun batiniah)
  3.  Mujahadah (sungguh2/kerja keras tanpa putus asa)
  4.  Syaja’ah (memiliki sifat berani)
  5. Tawadhu’ (rendah hati, bukan rendah diri)
Q.S. Al-Furqan/25: 63,
         Alladzĩna yuballighũna risãlãtillãhi wa yakhsyaunahũ wa lã yakhsyauna ahadan illã Allãh, wa kafã billãhi hasĩbã.
         (Orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah dan mereka takut pada-Nya, dan mereka tidak takut kepada seorang pun selain Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.)

Q.S. Al-Furqan/25: 63,
         Alladzĩna yuballighũna risãlãtillãhi wa yakhsyaunahũ wa lã yakhsyauna ahadan illã Allãh, wa kafã billãhi hasĩbã.
         (Orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah dan mereka takut pada-Nya, dan mereka tidak takut kepada seorang pun selain Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.)

H.R. Tirmidzi,
         Mã kãna al-fakhsyu fĩ syaiin illã syãnah, wa mã kãna al-hayã’u fĩ syaiin illã zãnah.
         (Kekejian itu selalu membuat sesuatu menjadi jelek, sebaliknya malu itu selalu membuat segala sesuatu menjadi bagus)

H.R. Thabarani,
         Lau kãna al-hayã’u rajulan lakãna rajulan shãlihan, wa lau kãna al-fakhsyu rajulan lakãna rajulan sũ’an.
         (Apabila sifat malu itu diumpamakan menjadi seseorang, maka ia akan menjadi seorang yang saleh, dan andaikata sifat keji itu diumpamakan seseorang, maka ia akan menjadi

Q.S. Al-Imran/3: 200,
Yã ayyuhã alladzĩna ãmanũ ishbirũ wa shãbirũ wa rãbithũ, wa ittaqu Allãh la’allakum tuflihũn.
(Hai orang-orang yang beriman bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu,d an tetaplah siap siaga, bertaqwalah pada Allah supaya kamu semua beruntung.)

Q.S. Al-Baqarah/2: 155-157,
Walanabluwannakum bisyai’in min al-khauf wa al-jũ’i wa naq’shin min al-amwãli wa al-anfusi wa al-tsamarãt, wa basyir al-shãbirĩn, (155)

Alladzĩna idzã ashãbathum mushĩbah qãlũ innã lillãhi wa innã ilaihi rãji’ũn, (156)
Ulãika ‘alaihim shalawãtun min rabbihim wa rahmah wa ulãika hum almuhtadĩn. (157)

(Dan sungguh akan Kami berikan cobaan padamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan; dan berikan kabar gembira bagi orang-orang yang sabar[155], Yaitu orang-orang apabila ditimpa mushibah, mereka mengucap “sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali”[156], Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yg sempurna dan rahmah dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.[157].

Q.S. Ãli ‘Imrãn (3): 133,
Wa sãri’ũ ilã maghfiratin min rabbikum wa jannãtin ‘ardhuhã al-samãwãtu wa al-ardh, u’iddat lilmuttaqĩn,(133); Alladzĩna yunfiqũna fĩ al-syarrã-i wa al-dharrã-i wa al-kãzhimĩna al-ghaizha wa al-’ãfĩna ‘an al-nãs, wa Allãhu yuhibbu al-muhsinĩn.(134)

(Dan bersegeralah kepada ampunan dari Tuhanmu dan Surga yang seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yg taqwa,[133]; Yaitu orang-orang yg nafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yg menahan amarah dan mema’afkan kesalahan orang, Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.[134]).

Q.S. Al-Nur/24: 22,
Walya’fũ wa al-yashfahũ, alã tuhibbũna an yaghfira Allãh lakum …
(Hendaklah mereka mema’afkan dan melapangkan dada, apakah kamu tidak suka diampuni oleh Allah).

H.R. Muttafaqun ‘Alaihi,
Lã yahillu limuslimin an yahjura akhãhu fauqa tsalãtsi ayyãmin, yaltaqiyãni fayu’ridhu hadzã wa yu’ridhu hadza, wa khairuhumã alladzĩ yabdau bi al-salãm.

(Tidaklah halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari, keduanya bertemu tapi saling memalingkan muka. Dan yang paling baik di antara keduanya adalah yang lebih dulu mengucapkan salam


’ (      malu

 Sabar

 Pema’af

 Menjaga keseimbangan antara perlakuan terhadap diri sendiri dan thd orang lain

 Bersikap bebas, mandiri, tetapi selalu  terbuka

Q.S. al-Taubah (9): 119,

         . يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

(Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah pada Allah jadilah kamu sekalian dalam golongan orang-orang yang benar atau jujur.)

H.R. Muttafaq ‘alaih,

         إن الصدق يهدي إلى البر ، وإن البر يهدي إلى الجنة ، وإن الرجل ليصدق حتى يكتب عند الله صديقا
(Sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa kepada Surga. Seseorang yang membiasakan diri berkata benar (jujur) hingga tercatat di sisi Allah sebagai shiddiq (orang yang jujur).)

H.R. Tirmidzĩ,

         دع ما يريبك  إلى ما لا يريبك فإن الصدق طمأنينة وإن الكذب ريبة
        (Tinggalkanlah apa-apa yang meragukanmu kepada apa-apa yang tidak kamu ragukan. Sesungguhnya kebenaran memberi ketenangan dan dusta menimbulkan keragu-raguan.)

 
Q.S. Al-Anfal/8: 27,
         . يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُون

(Hai org2 yg beriman, jgnlah kamu mengkhianati Allah dan rasulnya, dan juga jgn
mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui)

H.R. Abu Daud
   Add al-amãnah ilã man i’tamanaka wa lã khãna man khãnaka
         (Tunaikanlah amanah terhadap orang yang mengamanatimu dan jangan khianati orang yang telah berkhianat kepadamu)

 
Q.S. Al-Hud/11: 112,
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِير

(Maka beristiqamahlah kamu di jalan yang benar sebagaimana diperintahkan kepadamu dan orang-orang yang telah bertaubat bersamamu dan janganlah melampaui batas. Ssghnya Dia melihat apa yang engkau kerjakan)

H.R. Muslim
        Qul amantu billãh tsumma istaqim
       (Katakanlah aku beriman pada Allah kemudian istiqamahlah)

Q.S. An-Nur/24: 33,
          وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِينَ لَا يَجِدُونَ نِكَاحًا حَتَّى يُغْنِيَهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ

         (Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian dirinya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karuni’Nya …)

Q.S. Al-Furqan/25: 63,

         Lilfuqarã-I alladzĩna uhshirũ fĩ sabĩlillãhi lã yastathĩ’ũna dharban fĩ al-ardhi yahsabuhumu al-jãhilu aghniyã-a min al-ta’affufi ta’rifuhum bisĩmãhum lã yas-alũna al-nãsa ilhãfã. Wa mã tunfiqũ min khairin fainna Allãha bihi ‘alĩm.
        ([berinfaqlah] kepada orang-orang fakir yang terikat [oleh jihad] di jalan Allah; mereka tidak dapat [berusaha] di muka bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena mereka memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang dengan mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan di jalan Allah maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui)

H.R. Dailami,
      Al-tawãdhu’u lã yazĩdu al-’abdu illã rif’ah, wa tawãdhu’ũ yarfa’kumullãh.
      (Tawadhu’, tidak ada yang bertambah bagi seseorang hamba kecuali ketinggian (darajat). Oleh sebab itu tawadhu’lah kamu, niscaya Allah akan meninggikan (darajat)mu)

Q.S. Al-Furqan/25: 63,
      Wa ‘ibãd al-rahmãn alladzĩna yamsyũna ‘alã al-ardhi haunan …
      (Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati ..)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar