NGOBAR ASSALAM

Ngobar Assalam, ikuti dan kunjungi Ngobar Assalam di Masjid Assalam Minomartani setiap hari Minggu Pagi sehabis sholat jama'ah Subuh.

Minggu, 24 September 2017

“Menjadi Pribadi yang Bermanfaat ” (Nafi’un Li Ghairihi)

Minomartani, 24 September 2017
BUDI HARTONO

Suatu hari, sepeninggal Rasulullah SAW, 
Abu Hurairah r.a. beri’tikaf di masjid Nabawi. 

Ia tertarik ketika mengetahui ada seseorang di masjid
 yang sama, duduk bersedih di pojok masjid. 

Abu Hurairah pun menghampirinya. 
Menanyakan ada apa gerangan hingga ia tampak bersedih. 
Setelah mengetahui masalah yang menimpa orang itu, 
Abu Hurairah pun segera menawarkan bantuan.

”Mari keluar bersamaku wahai saudara, 
aku akan memenuhi keperluanmu,” ajak Abu Hurairah.

“Apakah kau akan meninggalkan i’tikaf demi menolongku?” 
tanya orang tersebut terkejut.

”Ya. Sesungguhnya aku pernah mendengar 
Rasulullah SAW bersabda, 

“ Sungguh berjalannya seseorang diantara kamu untuk 
memenuhi kebutuhan saudaranya,  lebih baik baginya 
Dari pada i’tikaf di masjidku ini selama sebulan ”

Sabda Rasulullah SAW itu diriwayatkan oleh : 
Thabrani & Ibnu Asakir. 
Dishahihkan Al Albani dalamAs-Silsilah As-Shahihah.

Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ , وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا , وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي مَسْجِدَ 

“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh.”
 (HR. Thabrani di dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 13280, 12: 453. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana disebutkan dalam Shahih Al Jaami’ no. 176).

Sebagaimana Abu Hurairah, seorang Muslim seharusnya 
juga memiliki keterpanggilan untuk menolong saudaranya, 
memiliki jiwa dan semangat memberi manfaat kepada 
sesama, memiliki karakter Nafi’un li ghairihi.
Kebaikan seseorang, salah satu indikatornya adalah 
kemanfaatannya bagi orang lain. 
Keterpanggilan nuraninya untuk berkontribusi 
menyelesaikan problem orang lain. 
Bahkan manusia terbaik adalah orang yang paling 
bermanfaat bagi orang lain.
Rasulullah SAW bersabda:
خير الناس أنفعهم للناس
Sebaik-baik manusia adalah yang paling 
bermanfaat bagi orang lain 
(HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni. 
Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah)

Seorang Muslim, setelah ia membingkai kehidupannya dengan misi ibadah kepada Allah semata, sebagaimana petunjuk Allah

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Tidak Aku ciptakan jin dan manusia 
kecuali untuk menyembah kepada-Ku” (QS: adz-Dzariyat;56)

Rasulullah SAW bersabda:

كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلَّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيهِ الشَّمْسُ ،
 يَعْدِلُ بَيْنَ الاِثْنَيْنِ صَدَقَةٌ ، وَيُعِينُ الرَّجُلَ عَلَى دَابَّتِهِ ،
 فَيَحْمِلُ عَلَيْهَا ، أَوْ يَرْفَعُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ ،
 وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ خَطْوَةٍ يَخْطُوهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ ،
 وَيُمِيطُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ


Setiap persendian manusia diwajibkan untuk bersedekah
 setiap harinya mulai matahari terbit. 
Berbuat adil antara dua orang adalah sedekah. 
Menolong seseorang naik ke atas kendaraannya 
atau mengangkat barang-barangnya ke atas 
kendaraannya adalah sedekah. 
Berkata yang baik adalah sedekah. 
Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat 
adalah sedekah. 
Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah sedekah
 
(HR. Bukhari)


Seorang Muslim yang menjadi pedagang atau pebisnis, orientasinya bukanlah sekedar meraup untung sebesar-besarnya, tetapi orientasinya adalah bagaimana ia memberikan manfaat kepada orang lain, membantu mereka memperoleh apa yang mereka butuhkan. 
Dengan demikian, pedagang dan pebisnis Muslim pantang menipu customernya, ia bahkan memberikan yang terbaik kepada mereka, dan pada saat dibutuhkan menjadi konsultan serta memberikan pilihan-pilihan yang lebih baik.


Seorang Muslim yang menjadi guru/Dosen, orientasinya bukanlah sekedar mengajar lalu setiap bulan mendapatkan gaji.

 Tetapi orientasinya adalah :

 Bagaimana ia memberikan manfaat terbaik kepada peserta didiknya, ia mengasihi mereka seperti mengasihi putranya sendiri, dan ia selalu memikirkan bagaimana cara terbaik dalam melakukan pewarisan ilmu sehingga peserta didiknya lebih cerdas, lebih kompeten dan berkarakter.

Seorang Muslim yang menjadi dokter.

orientasinya adalah : 

bagaimana ia memberikan pelayanan terbaik kepada pasiennya, ia sangat berharap kesembuhan dan kesehatan mereka, melakukan yang terbaik bagi kesembuhan dan kesehatan mereka.


Kelihatannya, memberikan manfaat kepada orang lain, 
membantu dan menolong sesama itu : 
membuat waktu kita tersita, 
harta kita berkurang, 
tenaga dan pikiran kita terporsir. 
Namun sesungguhnya, saat kita memberikan manfaat kepada orang lain, pada hakikatnya kita sedang menanam kebaikan untuk diri kita sendiri. Jika kita menolong orang lain, Allah akan menolong kita.

Allah SWT berfirman:

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ
Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri (QS. 17 (Al Isra’) :7)
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ كَانَ فِى حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِى حَاجَتِهِ
Barangsiapa membantu keperluan saudaranya, maka Allah membantu keperluannya.

Jika kita menolong dan membantu sesama, pertolongan dari Allah bukan sekedar di dunia, tetapi juga di akhirat.
 Jika kita memberikan manfaat kepada orang lain, Allah memudahkan kita bukan hanya dalam urusan dunia, tetapi juga pada hari kiamat kelak.
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan2 dunia, Allah akan menyelesaikan kesulitan2nya di hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat 

(HR. Muslim)

Dengan apa kita memberikan manfaat kepada orang lain?
 Dalam bentuk apa nafi’un li ghairihi kita wujudkan?
 Sesungguhnya setiap manusia memiliki banyak potensi untuk itu.
Pertama : 
Dengan ilmu. Yakni ilmu yang dianugerahkan Allah kepada kita, kita bagikan kepada orang lain. Kita mengajari orang lain, melatih orang lain, dan memberdayakan mereka. 
Ilmu ini tidak terbatas pada ilmu agama, tetapi juga ilmu dunia baik berupa pengetahuan, keterampilan hidup, serta keahlian dan profesi.


Kedua: 
Dengan harta. Kita manfaatkan harta yang dianugerahkan Allah untuk membantu sesama. Yang wajib tentu saja adalah dengan zakat ketika harta itu telah mencapai nishab dan haulnya. Setelah zakat ada infaq dan sedekah yang memiliki ruang lebih luas dan tak terbatas.
Ketiga :
 dengan waktu dan tenaga. Yakni ketika kita mendengar keluhan orang lain, membantu mereka melakukan sesuatu, membantu menyelesaikan urusan mereka, dan sebagainya.
Keempat : 
dengan tutur kata. Yakni perkataan kita yang baik, yang memotivasi, yang menenangkan dan mengajak kepada kebaikan.

Kelima : 
 dengan sikap kita. Sikap yang paling mudah adalah keramahan kita kepada sesama, serta senyum kita di hadapan orang lain. Sederhana, mudah dilakukan, dan itu termasuk memberikan kemanfaatan kepada orang lain.

Kelima hal nafi’un li ghairihi itu.
 jika kita lakukan dengan ikhlas, Allah akan membalasnya dengan kebaikan dan pahala.

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarrah-pun, ia akan mendapatkan balasannya (QS. Al Zalzalah:7)



Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ, ةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

“Barang siapa yang memudah kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan niscaya akan Allah memudahkan baginya di dunia dan akhirat”   

 (HR. Muslim).

Pemberdayaan Masjid Melalui Aspek Idarah, Imarah dan Ri’ayah


Ngobar Masjid Assalam
Ahad, 03 September 2017
Agus Harjito


“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. at-Taubah(09):18)”.

Idarah yaitu tata laksana administrasi yang meliputi surat menyurat, kegiatan, pendataan, keuangan dan sarana, berikut segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan administrasi.
Imarah yaitu meramaikan masjid dengan berbagai kegiatan yang mendatangkan dan melibatkan peran jama'ah, sehingga semua jama'ah memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam memakmurkan masjid

Ri'ayah yaitu memelihara dan merawat semua aset masjid yang merupakan hasil jariyah dan wakaf  dari para jama'ah.  Aset masjid tidak hanya berupa gedung/bangunan saja, akan tetapi juga tanah dan sarana dan prasarana yang lain.

Idarah  = 
1. Administrasi manajemen masjid)
2. Imarah  = 
     Aktivitas memakmurkan masjid
3.  Ri'ayah =
     Pemeliharaan fisik masjid.
Ngobar di masjid Assalam, Ahad 3 September 2017

Mengapa Kita Harus Memberdayakan Masjid 
Melalui Tiga Konsep Tersebut ???

1. Tiga konsep ini bertujuan agar masjid lebih mampu mengembangkan kegiatan, makin dicintai jamaah dan berhasil membina dawah dilingkungannya

2. Mengelola masjid adalah kewajiban kita umat Islam, sehingga kita harus mampu mengaturnya agar masjid benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya. Sebagai seorang yang diamanati mengelola masjid, maka kita dituntut memiliki ilmu manajemen kemasjidan agar kegiatan di masjid menjadi teratur dan tertib tidak sekedar sebagai lambang kemegahan saja

3. Masjid harus Difungsikan sebagai Pusat Ibadah, Pusat Pembinaan Umat dan Pusat Persatuan Umat

APA SAJA RUANG LINGKUP
ASPEK  Idarah, Imarah dan Ri’ayah ?


1. Bidang Idarah merupakan proses pemberdayaan idarah melalui fungsi manajemen itu sendiri yang ruang lingkupnya meliputi :
    a. Perencanaan
    b. Organisasi Kepengurusan
    c. Pengadministrasian
    d. Keuangan
    e. Pengawasan

2. Bidang Imarah merupakan usaha untuk menggunakan masjid dengan memakmurkan masjid melalui kegiatan program-program sebagai tempat ibadah, pembinaan umat dan peningkatan kesejahteraan jamaah yang ruang lingkupnya meliputi : 
a. Peribadatan
b. Penyelenggaraan Pendidikan
c. Pemberdayaan Ekonomi Umat
d. Penyelenggaraan Hari Besar  
     Islam dan Nasional
e. Klinik Masjid
f.  Dan Lain-lain
1. Bidang IMARAH
      
Kegiatan lainnya antara lain penyelenggaraan pesantren kilat, santunan-santunan dan bahkan kegiatan masyarakat pada umumnya yang tidak menodai kesucian masjid bahkan dapat memakmurkan masjid.

2. Bidang RI’AYAH

Ruang Lingkupnya Meliputi : 

a. Arsitektur Bangunan Masjid 
         Arsitektur Masjid adalah seni bangunan  
          masjid

b.  Pemeliharaan dan pengembangan   
      sarana dan Fasilitas Masjid
         Pemeliharaan sarana dan fasilitas masjid merupakan 
          sarana untuk menunjang fungsi masjid, baik sebagai 
          tempat ibadah maupun untuk mensyiarkan agama islam.

c. Pemeliharaan Halaman dan 
        Lingkungan
          Pemeliharaan halaman dan lingkungan masjid   
          adalah sangat penting, oleh karena suatu 
          bangunan termasuk bangunan masjid akan 
          tampak indah dan anggung apabila didukung 
          oleh halaman dan lingkungan yang bersih, 
          aman tertib, indah dan nyaman.
d.   Penentuan Arah Kiblat, Batas masjid, dll


Kelemahan Pengelolaan Masjid
1. Tidak menerapkan prinsip-prinsip manajemen, seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.

2. Terbatasnya kemampuan para pengelola (SDM) pengurus masjid yang bisa meningkatkan dan memperluas fungsi masjid.
3.  Program yang ditetapkan tidak aspiratif bagi jamaah dilingkungan masjid.
4.  Tidak merata prasarana yang dimiliki masjid.
5.  Pengurus masjid bersifat tertutup terhadap jamaah sekitarnya dan apriori terhadap perubahan.
6.  Kurangnya kesadaran berjamaah bagi masyarakat sekitar masjid.

Langkah-langkah mengoptimalkan fungsi dan potensi masjid
  1. Identifikasi dan kenali kondisi objektif keberadaan masjid dan  sinkronisasi dengan kondisi jumlah dan pengelolaannya.
  2. Pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan potensi masjid sebagai tempat pemberdayaan umat, antara lain adalah : Historis, kultur, fungsional dan struktural.
  3. Kunci peningkatan kualitas umat berbasis masjid adalah : pembinaan dan pengembangan sumber daya pengelola masjid (SDM).
  4. Mendorong terwujudnya profil bangunan masjid yang bisa mengapresiasikan beragam kegiatan masjid multifungsi, ibadah pendidikan dan sosial ekonomi

Kesimpulan

    Bahwa dalam setiap masjid telah dibentuk pengurus yang bertanggungjawab bagi kemakmuran masjid. Pengurus harus benar-benar mengerti tentang manajemen masjid, sehingga masjid mampu berperan dan berfungsi sebagaimana mestinya. Pengelolaan masjid tentunya Harus meliputi bidang-bidang yang bersumber pada Idarah, Imarah dan Ri'ayah.



Selasa, 19 September 2017

HAL-HAL PENTING DALAM PELAKSANAAN SHALAT

Ngobar As-Salam
Ahad, 26 dzulhijjah 1438

17 September 2017

Sholat
§Segala perbuatan dan ucapan yang diawali dengan takbiratul ikram dan diakhiri dengan salam (pengertian menurut Fiqh) – formal dan normatif
§Suatu pengikraran diri di hadapan Allah untuk selalu menjadi dan meningkatkan diri sebagai pribadi yang berkualitas shg berpengaruh pada pengkondisian kehidupan individu dan sosial (pengertian hakikinya substansial dan kontekstual) 7



Dasar Hukum Disyari’atkan Sholat

Q.S. Ibrahim (14): 31
قُلْ لِعِبَادِيَ الَّذِينَ آَمَنُوا يُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خِلَالٌ (31) 
(Katakanlah kpd hamba-hamba-Ku yang beriman: hendaklah mereka mendirikan sholat, menafkahkan sbgn rizqi yg diberikan kpd mereka baik scr diam-diam maupun terang2an sbl datang hari kiamat yg pd hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan)


Dasar Hukum Disyari’atkan Sholat

Q.S. An-Nisa’ (4): 103
إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا (103)
(Ssghnya sholat itu adalah kewajiban yg ditentukan waktunya bagi org2 yang beriman)

Sabda Nabi saw:
" صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي "
(Sholatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku mengerjakan sholat)


Q.S. An-Nisa’ (4): 103
إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا (103)
(Ssghnya sholat itu adalah kewajiban yg ditentukan waktunya bagi org2 yang beriman)

Sabda Nabi saw:
" صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي "
(Sholatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku mengerjakan sholat)


Dasar Hukum Disyari’atkan Sholat (As-Sunnah)
Innash-Sholãta ‘imãdud-dĩn fa man aqãmahã faqod aqãmad-dĩn wa man tarakahã faqod hadamad-dĩn. (HR. al-Baihaqi)
Ssgnya sholat merup tiang agama brgsiapa mendirikannya maka dia telah menegakkan agama dan brgsiapa yang meninggalkannya maka dia telah merobohkan agama

Awwalu mã yuhãsabu bihil-’abdu yaumal-qiyãmah ash-sholãh, fa in sholuhat sholuha sãiru ‘amalihi, wa in fasadat fasada sãiru ‘amalihi (HR.ath Thobroni)
Yang pertama kali yg akan dihisab dari seorang hamba pada hari qiamat adalah sholatnya, apabila baik sholatnya maka bailrh amalnya, apabila jelek maka jeleklah selrh amalnya.


HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM SHALAT

Beragama Islam
Baligh-berakal
Suci dari hadas dan najis
Suci seluruh anggota badan dan pakaian dan tempat
Menutup Aurat
Masuk Waktu Sholat
Menghadap Kiblat
Mengetahui mana rukun dan mana sunat

Rukun-rukun Sholat
A. Rukun Qouli
1. Niat/Takbiratul Ikram
2. Membaca Q.S. al-Fatihah pada tiap rakaatnya 
3. Membaca Tasyahud Akhir 
4. Membaca sholawat pd  tasyahud akhir 
5. Membaca salam yg pertama


B. Rukun Fi’li 
1. Berdiri, jika tdk mampu bisa duduk, berbaring dst
2. Ruku’
3. I’tidal
4. Sujud (2 x)
5. Duduk antara dua sujud 
6. Duduk Tasyahud 
7.Tertib, berurutan dalam  mengerjakan rukun-rukun sholat


Makruh dlm Sholat
  1. Menaruh telapak tangannya di dalam lengan baju (termasuk telapak tangan dalam mukena)
  2. Menutup mulutnya rapat-rapat
  3. Terbuka kepalanya (laki-laki)
  4. Bertolak pinggang
  5. Memalingkan muka ke kiri dan ke kanan
  6. Memejamkan mata
  7. Menengadah ke langit
  8. Menahan hadas
  9. Berludah
  10. Mengerjakan sholat di atas kuburan
  11. Lakukan hal2 yg kurangi kekhusyu’an sholat


Hal-hal yg Batalkan Sholat

  1. Berhadas
  2. Terkena najis
  3. Berkata-kata dgn sengaja walau satu huruf, kecuali ucapan subhanallah ketika imam lupa
  4. Terbuka aurat
  5. Ubah niat, msl ingin memutuskan sholat
  6. Makan, minum meski sdkt
  7. Bergerak berturut-turut 3x spt melangkah atau berjlnkrak tanpa sebab
  8. Membelakangi kiblat kecuali sholat dlm kendaraan
  9. Menambah rukun sholat yg berupa perbuatan spt ruku’ dan sujud (kecuali sujud sajdah dan syahwi)
  10. Tertawa
  11. Dahului imamnya dua rukun
  12. Murtad.

Jenis Sholat

A. Sholat Wajib
Sholat 5 waktu (Subuh, Luhur, ‘Ashar, Maghrib, dan Isya’)

B. Sholat Sunnah, seperti:
  1. Sholat ‘Iedul Firtri
  2. Sholat ‘Iedul Adha
  3. Sholat Tahajud
  4. Sholat Dhuha
  5. Sholat Istikharah
  6. Shlat Istisqa
  7. Sholat Tarawih
  8. Sholat Witr
  9. Sholat Tawwabin.
KEDUDUKAN SHOLAT
  1. Sendi/tiang agama
  2. Salah satu indikator ketaqwaan
  3. Sarana penghambaan & komunikasi langsung antara manusia dan Khaliq
  4. Proses internalisasi nilai-nilai keilahian ke dalam diri dan kepribadian muslim
Tujuan Sholat

Untuk mengingat dan mengagungkan Allah sehingga tumbuhkan kesadaran tauhid manusia sebagai pijakan pokok moral perilaku individual & sosial manusia
Q.S. Thaha(20): 14

 إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي (14)

(Sesungguhnya Aku ini adl Allah, tdk ada Tuhan selain Aku, mk sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingatku 

Q.S. Al-Ankabut (29): 45
 
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ (45)  

(Bacalah kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepada kamu (Muhammad) dan tegakkan shalat. Ssghnya sholat itu mencegah dari perbuatan2 keji dan munkar, dan sungguh mengingat Allah (dgn sholat) adalah sangat besar keutamaannya, dan Allah mengetahui apa yg kamu kerjakan)  


Hakikat Sholat 

mendirikan sholat berarti menegakkan agama, menegakkan agama berarti  mendirikan sendi-sendi keselamatan dan kedamaian kehidupan umat manusia dunia akherat.

  1. Pengakuan atas Kebesaran dan Kekuasaan Tuhan
  2. Rasa syukur seorang hamba kpd Khaliqnya, tidak semata-mata karena takut siksaan dan mengharap pahala
  3. Tumbuhkan kedisiplinan dan penghargaan terhadap waktu (kerja sungguh2, baik, dan halal)
  4. Media perenungan dan sekaligus koreksi diri secara bertahap dan kontinyu untuk pematangan kepribadian berkualitas secara moral dalam hubungannya dengan sesama manusia dan alam sekitar.




MELAKSANAKAN SHOLAT belum tentu MENDIRIKAN SHOLAT



  • Buah Sholat

    1. Akui Kebesaran & Kekuasaan Tuhan
    2. Tidak angkuh dan sombong 
    3. Selalu bersyukur tdk mudah mengeluh
    4.  Etos kerja tinggi dan anti putus asa
    5.  Menghargai diri sendiri, orang lain 
    6. dan lingkungan sosialnya
    7.  Penebar Kedamaian: cinta amal salih 
    8. dan jauhi amal buruk dan keji.

     Sholat