Ammi Nur Baits.
Hukum Menghadiri Id
Shalat Id hukumnya wajib bagi setiap muslim. (Abu
Hanifah, Ahmad, Syaikhul Islam dan Ibnul Qoyim) .
1.Kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
melaksanaknnya.
2.Kebiasaan para khulafa ar-Rosyidin setelah wafatnya Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
3.Hadis Ummu ‘Athiyah radliallahu ‘anha, bahwa beliau
HR. Bukhari dan Muslim) adanya perintah menunjukkan
bahwa itu wajib
4.Shalat Id merupakan salah satu syiar Islam yang paling
besar.
Adab Shalat Hari Raya
1. Mandi pada Hari Id
Said bin al-Musayyib mengatakan:
سنة الفطر ثلاث : الـمَشْي إِلى الـمُصَلى ، و الأَكل قَبل الخُروج، والإِغتِسال
“Sunah ketika Idul Fitri ada tiga: berjalan menuju lapangan, makan sebelum keluar (menuju lapangan), dan mandi. (Ahkamul Idain karya al-faryabi dan sanadnya dishahihkan al-Albani)
Catatan: Boleh mandi hari raya sebelum atau sesudah subuh. Ini adalah pendapat yang kuat dalam Madzhab Syafi’i dan imam Ahmad.
2. Berhias & Memakai Parfum
Dari Ibnu Abbas, bahwa pada suatu saat di hari Jumat, Nabi
bersabda:
إِنَّ هَذَا يَومُ عِيدٍ جَعَلهُ الله لِلمُسلِمِينَ فمَن جاءَ إلى الـجُمعةِ فَليَغتَسِل وَإِن كانَ عِندَه طِيبٌ فَليَمسَّ مِنهُ وَعَلَيكُم بِالسِّواكِ
“Sesungguhnya hari ini adalah hari raya yang Allah jadikan
untuk kaum muslimin. Barangsiapa yang hadir jumatan,
hendaknya dia mandi. Jika dia punya wewangian, hendaknya
dia gunakan, dan kalian harus gosok gigi.” (HR. Ibn Majah
dan dihasankan al-Albani)
3. Memakai Baju Terbagus
Dari Jabir bin Abdillah, beliau mengatakan:
كانت للنبي -صلى الله عليه وسلم- جُبّة يَلبسُها فِي العِيدَين ، وَ يَوم الـجُمعَة
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki jubah yang beliau gunakan ketika hari raya dan hari Jumat.” (HR. Ibn Khuzaimah dan kitab shahihnya)
4. Sarapan Dulu
Dari Buraidah, beliau berkata:
لاَ يَـخرجُ يَومَ الفِطرِ حَتَّى يَطعَمَ ولاَ يَطعَمُ يَومَ الأَضْحَى حَتَّى يُصلِّىَ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berangkat menuju shalat Idul Fitri sampai beliau makan terlebih dahulu, dan ketika Idul Adha, beliau tidak makan sampai shalat dahulu. (HR. At Turmudzi, Ibn Majah, dan dishahihkan al-Albani)
5. Menuju Lapangan Jalan Kaki
Dari Sa’d radliallahu ‘anhu,
أنَّ النَّبـىَّ -صلى الله عليه وسلم- كانَ يَـخْرج إلَى العِيد مَاشِيًا وَيَرجِعُ مَاشِيًا
Bahwa nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju lapangan dengan berjalan kaki dan beliau pulang juga dengan berjalan. (HR. Ibn majah dan dishahihkan al-Albani)
Waktu Shalat Id
Dari Yazid bin Khumair, beliau mengatakan: suatu ketika Abdullah bin Busr, salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar bersama masyarakat menuju lapangan shalat Id. Kemudian beliau mengingkari keterlambatan imam.
Beliau mengatakan:
إِنّا كُنّا قَد فَرَغنَا سَاعَتَنَا هَذه و ذلكَ حِينَ التَّسبِيح
“Kami dulu telah selesai dari kegiatan ini (shalat Id) pada waktu dimana shalat sunah sudah dibolehkan.” (HR. Bukhari secara mu’allaq dan Abu Daud dengan sanad shahih)
Syaikh Abu Bakr al-Jazairi mengatakan,
Waktu mulainya shalat Id adalah sejak matahari naik setinggi tombak sampai tergelincir. Namun yang lebih utama adalah shalat Idul Adha dilaksanakan di awal waktu, sehingga memungkinkan bagi masyarakat menyelesaikan sembelihannya dan mengakhirkan pelaksanaan sahalat Idul Fitri, sehingga memungkinkan bagi masyarakat untuk membagikan zakat fitrinya. (Minhajul Muslim, hal. 278)
Tempat Shalat Id
1. Ketika di Mekah
Tempat pelaksanaan shalat Id di Mekah yang paling afdhal
adalah di Masjidil Haram. Karena semua ulama senantiasa
melaksanakan shalat Id di masjidil haram ketika di makah.
Imam an-Nawawi mengatakan: …ketika di Mekah, maka
masjidil haram paling afdhal (untuk tempat shalat Id) tanpa
ada perselisihan di kalangan ulama. (al-Majmu’ Syarah al-
Muhadzab, 5:524)
2. Di Luar Mekah
Tempat shalat Id yang sesuai sunah adalah lapangan. Kecuali jika ada halangan seperti hujan atau halangan lainnya.
Dari Abu Sa’id al-Khudri,
كَانَ رَسُول الله -صلى الله عليه وسلم- يَـخْرجُ يَومَ الفِطرِ و الأَضحَى إلَى الـمُصلَّى، فَأَوَّلُ شَىْءٍ يَبْدَأ بِهِ الصَّلاةُ
Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju lapangan ketika Idul Fitri dan Idul Adha. Pertama kali yang beliau lakukan adalah shalat Id. (HR. Bukhari dan Muslim)
Adab Ketika Menuju Lapangan
1. Mengambil Jalan yang Berbeda
Dari Jabir bin Abdillah radliallahu ‘anhuma,
إِذا كانَ يَومُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّريقَ
Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hari raya mengambil jalan yang berbeda (ketika berangdan dan pulang). (HR. Bukhari)
2. Makmum Datang Lebih Awal.
Adapun imam, dianjurkan untuk datang agak akhir sampai waktu shalat dimulai.
Karena imam itu ditunggu bukan menunggu. Demikianlah yang terjadi di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama para sahabat
3. Bertakbir Sejak dari Rumah hingga Mulai Shalat
Termasuk sunah, bertakbir di jalan menuju lapangan dengan
mengangkat suara. Khusus wanita, takbirnya pelan.
Dari Ibnu Umar, bahwa beliau mengeraskan bacaan takbir
pada saat Idul Fitri dan Idul Adha ketika menuju lapangan,
sampai imam datang. (HR. ad-Daruquthni dan al-Faryabi
dan dishahihkan al-Albani)
Dari Abu Qotadah radliallahu ‘anhu bahwa beliau berangkat
shalat Id dan beliau bertakbir hingga tiba di lapangan. (HR.
al-Faryabi dalam Ahkamul Idain)
4. Tidak Boleh Membawa Senjata, kecuali Terpaksa
Dari Said bin Jubair, beliau mengatakan: Kami bersama Ibnu Umar, tiba-tiba dia terkena ujung tombak di bagian telapak kakinya. Maka aku pun turun dari kendaraan dan banyak orang menjenguknya. Ada orang yang bertanya: Bolehkah kami tau, siapa yang melukaimu? Ibnu Umar menunjuk orang itu: Kamu yang melukaiku. Karena kamu membawa senjata di hari yang tidak boleh membawa senjata…(HR. Bukhari)
Wanita Haid Tetap Berangkat ke Lapangan
Dari Ummu ‘Athiyah radliallahu ‘anha,
أمرنا رسول الله -صلى الله عليه وسلم- أن نخرجهن في الفطر والأضحى: العواتق، والحيض، وذوات الخدور، فأما الحيض فيعتزلن الصلاة، ويشهدن الخير ودعوة المسلمين
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk mengajak keluar gadis yang baru baligh, gadis-gadis pingitan, dan orang-orang haid untuk menghadiri shalat Idul Fitri dan Idul Adha….
Saya bertanya: Ya Rasulullah, ada yang tidak memiliki jilbab? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hendaknya saudarinya meminjamkan jilbabnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Syarat Wanita Berangkat ke Lapangan
1. Menutup Aurat Sempurna
2. Tidak memakai minyak wangi dan pakaian yang mengundang perhatian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar