SIDIK TONO NGOBAR AS-SALAM Ahad, 17 Desember 2017
WAKTU DAN KARUNIA
Semua orang merasakan waktu demikian cepat dan karunia itu ada, walau tidak semua dapat menyelami apa hakekat ini sebenarnya (Al-Ghozali)Ada perhitungan waktu menurut ilmu falak dan ada perhitungan waktu menurut rasa atau perasaan.
Saat ini dunia berkembang pesat ilmu dan teknologi, namun seorang ilmuan Islam (Yusuf Qardlawi) berpendapat kehidupan sekarang ini kosong dari berkah.
alasannya
sejak iman itu hilang hakekatnya, sehingga manusia dalam keterasingan rohani mereka mencari pelepas haus kehidupan pada hiburan alami dan hiburan tahayul yang dikemas dengan budaya.
Saat ini, banyak keinginan seseorang untuk melupakan penderitaan jiwanya dari kenyataan yang dihadapi untuk menuju kepada kebahagiaan khayali dengan sekedar mencari hiburan fisik (material), jika hiburan jiwa cenderung hiburan tahayul bukan hiburan yang dibimbing hidayah Allah.
Sejak merajalelanya materi mewajahi kehidupan manusia pada abad melinium ini, sehingga kita dapat melihat keringnya keberkahan.
Dalam kesibukan dan kegelisahan yang dibuatnya, maka dirasakan betapa cepatnya waktu bergerak dan rakusnya terhadap dunia yang melelahkan hingga lemahnya prilaku ketaatan kepada Allah.
"
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا
، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ، باسم اللَّهِ "
انتهى ، وفي «صحيح مسلم»
Berkah berasal dari bahasa Al-Qur’an dan As-Sunnah yaitu al-barokah.
Menurut Raghib Isfahani, berkah adalah selalu tetapnya karunia ilahi pada sesuatu, atau sesuatu yang bertambah dan berkembang mengarah kepada yang baik menurut ridla Allah.
Menurutnya, tidak semua yang berkembang itu mengarah pada yang baik, malah ada pula yang mengarah kepada yang negatif, buruk, dan maksisat. Seperti ilmu yang melahirkan kecurangan dan kerusakan, kedudukan yang melahirkan penyelewengan, korupsi dan khianat, harta (kekayaan) melahirkan keangkuhan dan kesombongan, dan seterusnya. Itulah efek samping akibah berkembang tanpa ada berkah.
Dalam segala sesuatu tercurah karunia ilahi yang berkembang dengan baik yang diridloi Allah. Itulah berkah yang seharusnya ada pada kehidupan setiap muslim.
Contoh waktu teks proklamasi dibacakan pada 17 Agustus 1945, lalu diringi pidato proklamator yang ditutup: “... Insya Allah Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu”. karena itu, seharusnya kemerdekaan itu selalu berada dalam limpahan karunia Ilahi.
Seharusnya semua tindakan, aktifitas, perbuatan dan tingkah laku bergerak ke arah yang baik yang diridhoi Ilahi. Sayang kaata berkah itu tidak pernah digali hakekatnya, sebagaimana menggali dan mengkaji setiap pasal-pasal politik, ekonomi, sosial, seni-budaya, militer dan lain-lain dalam UUD 1945.
Kelalaian ini menimbulkan berbagai krisis yang dialami bangsa kita sejak menjadi bangsa yang merdeka?.
uإِنَّمَا أُوتِيتُهُ
عَلَى عِلْمٍ بَلْ هِيَ فِتْنَةٌ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُون
َالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ
وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي
غَنِيٌّ كَرِيمٌ (40)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar