Press the Enter key to select an item
Folders
MESSENGER
- al_islami11
- balaipipbpjk
- di3rys
- fitri_bpjogja
- jokoabad21
- mfariedc
- plpyogya
- ranifauzie
- suryandaru2000
- why_pur
All contacts are currently offline.
Sign in to Messenger to see who's online.
Facebook
Mujo Dwi Yatmoko mengomentari status Anda.
Wed, 4:55 PM
BALAI PIPBPJK
Bls: profil binjakon KT YK
Wed, 4:54 PM
Facebook
Koperasi Cintamerahputih mengonfirmasi Anda sebagai teman di Facebook
Wed, 3:25 PM
Ammi Baits
Bolehkah Anak Kecil jadi Imam
Wed, 2:00 PM
fitri_bpjogja@yahoo.ca
fitri_bpjogja@yahoo.ca wants to follow you. View profile?
Wed, 10:32 AM
hOROSCOPofree.com
¸.•'´ Doso Winarno, do you have a dream? `'•.¸
Wed, 9:13 AM
Biorhythm free
Your Biorhythm for May 29th, 2013
Wed, 6:42 AM
Ching Oracle
Your I Ching for May 29th, 2013
Wed, 6:11 AM
Ammi Baits
Gerbang Hidayah
Wed, 6:11 AM
Horoscope Free
Your Horoscope for May 29th, 2013
Wed, 5:09 AM
Fashion Designers, Fashion Bloggers, Wardrobe Stylists & Makeup Artists Group Members
[6] discussions and [3] comments on LinkedIn
Tue, 8:32 PM
The Business of Fashion Group Members
[1] comment on LinkedIn
Tue, 8:27 PM
sri wijiyati
Re: [milis-ajiyogya] Trs: Undangan Launching hasil riset Tata Kelola Indonesia : DIY
Tue, 5:32 PM
Ammi Baits
Doa Kunut & Maknanya
Tue, 4:53 PM
Freelance Apparel & Accessory Design Network
Announcement from Freelance Apparel & Accessory Design Network
Tue, 2:03 PM
Facebook
Modcoll, ada pemberitahuan yang menanti
Tue, 12:27 PM
BALAI PIPBPJK
dokumentasi foto pembukaan pjtbu
Tue, 11:52 AM
mochammad faried-cahyono
Re: [milis-ajiyogya] Trs: Undangan Launching hasil riset Tata Kelola Indonesia : DIY
Tue, 7:30 AM
LinkedIn Updates
saichu anwar's new skill, and other updates from your network
Tue, 6:59 AM
Biorhythm free
Your Biorhythm for May 28th, 2013
Tue, 6:41 AM
Ching Oracle
Your I Ching for May 28th, 2013
Tue, 6:12 AM
Horoscope Free
Your Horoscope for May 28th, 2013
Tue, 5:09 AM
Fashion Designers, Fashion Bloggers, Wardrobe Stylists & Makeup Artists Group Members
Advice needed on automated pattern cutting machine/software
Mon, 7:37 PM
DRITTOFILOWIKI:Patternmaking & Textile Design
Announcement from DRITTOFILOWIKI:Patternmaking & Textile Design
Mon, 6:48 PM
joko widiyatmoko
Konsep Laporan Panitia dan Update Peserta
Mon, 5:59 PM
new messages!
Loading email...
Fri, May 31, 2013 at 11:38 AM
Fri, 11:38 AM
FROM Ammi Baits TO You + 58 More
Apakah Khatib harus Jadi Imam Shalat Jumat?
- From
- To
Apakah Khatib harus Jadi Imam Shalat Jumat?
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Sunah yang dipraktekkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau menjadi khatib sekaligus imam shalat. Demikian pula yang dipraktekkan para sahabat di zaman Khulafa’ Ar-Rasyidin. Diantara dalil tegas yang menunjukkan hal ini adalah hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan,
إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الجُمُعَةِ: أَنْصِتْ، وَالإِمَامُ يَخْطُبُ، فَقَدْ لَغَوْتَ
“Apabila engkau berkata kepada temanmu pada hari jumat: ‘Diamlah’, padahal IMAM sedang berkhutbah, berarti engkau telah melakukan hal sia-sia.” (HR. Bukhari 934).
Dalam hadis lain dari jabir bin Abdillah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ، فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ، وَلْيَتَجَوَّزْ فِيهِمَا
“Apabila kalian datang ke masjid pada hari jumat, sementara imam sedang berkhutbah, lakukanlah shalat tahiyatul masjid. Namun jangan terlalu lama.” (HR. Muslim 875).
Dalam dua hadis di atas, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyebut khatib dengan imam. Yang merupakan penegasan bahwa khatib merupakan imam dalam shalat.
Bolehkah selain khatib?
Mayoritas ulama mengatakan bahwa khatib yang merangkap jadi imam shalat sifatnya anjuran dan tidak wajib. Sementara Malikiyah mengatakan bahwa tidak boleh selain khatib maju jadi imam shalat, kecuali jika ada udzur.
Dalam Al-Bada’I dinyatakan,
ولو أحدث الإمام بعد الخطبة قبل الشروع في الصلاة فقم رجلا يصلي بالناس إن كان ممن شهد الخطبة أو شيئاً منها جاز، وإن لم يشهد شيئاً منها لم يجز ويصلي بهم الظهر وهو ما ذهب إليه جمهور الفقهاء. وخالف في ذلك المالكية فذهبوا إلى وجوب كون الخطيب والإمام واحداً إلا لعذر كمرض
Jika khatib mengalami hadats seusai khutbah sebelum mulai shalat, kemudian dia menyuruh salah seorang untuk menjadi imam shalat, ada dua rincian:
a. Jika orang ini tadi mendengarkan khutbah atau mendengarkan sebagian khutbah, maka dia boleh jadi imam.
b. Jika orang ini tidak mendengar khutbah sama sekali maka tidak boleh jadi imam. Pada kondisi ini, mereka shalat zuhur. Inilah pendapat mayoritas ulama.
Sementara malikiyah berbeda, mereka berpendapat bahwa khatib wajib yang menjadi imam, kecuali karena udzur, seperti sakit.. (Bada’I Shana’I, 3/40)
InsyaaAllah pendapat yang lebih kuat adalah pendapat mayoritas ulama. Namun sebisa mungkin kita menjaga sunah ini, sehingga yang seharusnya menjadi imam adalah khatib jumat dan bukan takmir atau orang lain.
Allahu a’lam
Fri, May 31, 2013 at 11:08 AM
Fri, 11:08 AM
FROM Ammi Baits TO You + 58 More
Bolehkah Jumatan di Kantoran?
- From
- To
Bolehkah Jumatan di Kantoran?
Tanya:
Bolehkah jumatan di parkiran kantor? Atau di selain masjid?
Thnk’s..
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Mayoritas ulama (hanafiyah, syafiiyah, dan hambali) berpendapat, jumatan tidak harus dilakukan di masjid kecil atau masjid jami’.
Zainudin Al-Iraqi mengatakan,
مذهبنا [ أي : مذهب الشافعية ] : أن إقامة الجمعة لا تختص بالمسجد ، بل تقام في خِطة الأبنية ؛ فلو فعلوها في غير مسجد لم يُصلّ الداخل إلى ذلك الموضع في حالة الخطبة ، إذ ليست له تحية
Madzhab kami (madzhab Syafiiyah), pelaksanaan shalat jumat tidak harus di masjid, namun bisa dilaksanakan di semua lokasi yang tertutup bangunan. Jika ada orang yang melakukan jumatan di selain masjid maka orang memasuki wilayah yang digunakan untuk shalat jumat itu ketika khutbah jumat telah dimulai, maka dia tidak disyariatkan shalat tahiyatul masjid, karena tempat itu bukan masjid yang disyariatkan untuk dilaksanakan tahiyatul masjid. (Tharh At-Tatsrib, 4/90).
Al-Mardawi – ulama hambali – mengatakan,
قوله: ( ويجوز إقامتها في الأبنية المتفرقة , إذا شملها اسم واحد ، وفيما قارب البنيان من الصحراء ) وهو المذهب مطلقا . وعليه أكثر الأصحاب . وقطع به كثير منهم . وقيل : لا يجوز إقامتها إلا في الجامع
Keterangan penulis: “Boleh mengadakan jumatan di satu tempat yang terkepung beberapa bangunan, jika wiliyah jumatan itu masih satu tempat, boleh juga dilakukan di tanah lapang dekat bangunan pemukiman.” Inilah pendapat madzhab hambali, dan pendapat yang dipilih mayoritas ulama hambali. Ada juga yang mengatakan, ‘Tidak boleh mengadakan shalat jumat kecuali di masjid jami’.’ (Al-Inshaf, 4/23)
Berbeda dengan madzhab Malikiyah. Mereka mempersyaratkan bahwa jumatan harus dilakukan di masjid jami’.
Dalam At-Taj wal Iklil – kitab madzhab Maliki – disebutkan beberapa pendapat ulama Malikiyah,
ابْنُ بَشِيرٍ : الْجَامِعُ مِنْ شُرُوطِ الْأَدَاءِ ابْنُ رُشْدٍ : لَا يَصِحُّ أَنْ تُقَامَ الْجُمُعَةُ فِي غَيْرِ مَسْجِدٍ ( مَبْنِيٍّ ) الْبَاجِيُّ : مِنْ شُرُوطِ الْمَسْجِدِ الْبُنْيَانُ الْمَخْصُوصُ عَلَى صِفَةِ الْمَسَاجِدِ، فَإِنْ انْهَدَمَ سَقْفُهُ صَلَّوْا ظُهْرًا أَرْبَعًا
Ibnu Basyir mengatakan, ‘Masjid jami’ merupakan syarat pelaksanaan shalat jumat.’, Ibnu Rusyd mengatakan, ‘Tidak sah pelaksanaan shalat jumat di selain masjid (yang ada bangunannya).’ Sementara Al-Baji mengatakan, ‘Diantara syarat masjid adalah adanya bangunan khusus dengan model masjid. Jika atapnya hancur maka diganti shalat dzuhur 4 rakaat.’ (At-Taj wal Iklil, 2/237)
Allahu a’lam
Ammi Nur Baits
- From
- To
Zina adalah Utang
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Kita awali dengan sebuah kisah. Kisah nyata yang memberikan pelajaran kepada kita bahwa kesalahan manusia tidak akan disia-siakan, semua tinggal menunggu balasan.
Tersebutlah dua orang pemuda...(sebut saja: Qird & Kalb). Keduanya akrab karena sama-sama rajin maksiat. Saling membantu untuk berpetualang di dunia gemblung (dugem). Celakanya, keduanya telah menikah.
Suatu ketika, Qird melakukan perjalanan. Setelah
berinteraksi dengan orang sekitar, dia berkenalan dengan
seorang wanita. Terjadilah hubungan gelap diantara
mereka. Qird berjanji, suatu hari akan menemui sang
wanita, setidaknya bisa bermalam bersama.
Tiba saatnya
untuk memenuhi janjinya. Suasana keluarga
juga mendukung. Diapun pamit ke istrinya, karena ada
tugas penting yang harus dia selesaikan. Dia memohon
agar sang istri untuk tinggal sementara di rumah orang
tuanya.
Berangkatlah sang istri yang malang ke rumah ortunya, dan berangkatlah serigala penipu untuk menjemput wanita simpanan idamannya.
Wanita itu berpesan: 'Saya ingin kita ngobrol sebentar di taman, kemudian nanti baru ke rumah.' 'Oke, saya setuju.' Sambut si Qird.
Sepulang dari taman, keduanya melaju ke rumah Qird yang telah dikosongkan penghuninya. Sesampainya di rumah, 'Tunggu, tolong carikan makan - minum dulu.' pinta si wanita.
Keluarlah Qird dengan penuh semangat menuju rumah makan. Setelah membeli beberapa makanan dan minuman, diapun bergegas pulang menuju rumah untuk melampiaskan kenangan indahnya. Segera melaju dengan mobilnya.
"Priii..tt" ternyata mobil Pak polisi telah menghadang.
"Permisi pak, anda melanggar lalu lintas. Anda melanggar lampu merah." "Parkir mobil anda, dan ikut kami."
Setelah sampai di kantor polisi, dia minta izin untuk menghubungi teman akrabnya. Berdirilah dia di sudut kantor, dan mulai menghubungi Kalb.
"Sudah... di rumah saya ada tamu istimewa... makan malamnya di mobil. Mobilnya ada di tempat X.." Lanjut, "Ambil makanan itu, antarkan ke rumahku..., dan lanjutkan rencana kita." "Kalo kamu sudah selesai bersamanya, kembalikan dia ke rumahnya. Saya khawatir istri saya pulang ke rumah, dan terbongkar semua rahasia ini."
"Siap, santai saja... selama di sana ada yang istimewa." Jawab Kalb.
Berangkatlah Kalb, teman yang setia ke rumah Qird.
Setelah menjalani proses sidang yang rumit..., akhirnya Qird berhasil keluar kantor polisi. Dia bergegas melaju mobilnya dan menuju rumah..
Apa yang dia jumpai...?? Setelah dia pupus untuk mendapatkan impiannya.
Dia segra menggayuh pintu rumah dan memasukinya. Ternyata istrinya telah di rumahnya. Dan semalam dia bersama teman dekatnya, Kalb. Dia kaget setengah mati, "Kamu saya cerai tiga..., cerai empat..., cerai seribu kali.."
Apa yang bisa anda renungkan dari kisah ini...
Ya, karena zina adalah utang..., taruhannya adalah keluarga anda. Itulah yang dinasehatkan Imam As-Syafii.
Dalam Bait Syairnya beliau mengatakan,
عفوا تعف نساءكم في المحْرَمِ ****وتجنبـوا مـا لايليق بمسلـم
إن الزنـا دين إذا أقرضــته **** كان الوفا من أهل بيتك فاعلم
من يزنِ في قوم بألفي درهم **** في أهله يُـزنى بربـع الدرهم
من يزنِ يُزنَ به ولو بجـداره **** إن كنت يا هذا لبيباً فـافهـم
ياهاتكا حُـرَمَ الرجال وتابعـا**** طرق الفسـاد عشت غيرَ مكرم
لو كنت حُراً من سلالة ماجـدٍ**** ما كنت هتـّـاكاً لحرمة مسلمِ
Maaf, jaga kehormatan para wanita yang menjadi mahram kalian *** Hindari segala yang tidak layak dilakukan seorang muslim.
Sesungguhnya zina adalah utang. Jika kamu sampai berani berutang *** Tebusannya ada pada anggota keluargamu, pahami.
Siapa yang berzina dengan wanita lain dan membayar 2000 dirham *** bisa jadi di keluarganya akan dizinai dengan harga ¼ dirham
Siapa yang berzina akan dibalas dizinai, meskipun dengan tebusan tembok *** jika anda orang cerdas, pahamilah hal ini.
Wahai mereka yang merampas kehormatan keluarga seorang *** dan menyusuri jalan maksiat. Anda hidup tanpa dimuliakan.
Jika anda benar-benar bebas dari belenggu pengikat *** tak selayaknya engkau mencabik kehormatan seorang muslim.
Kisah lain…
Suatu ketika ada seorang pemuda yang pamit untuk safar, mencari pekerjaan demi membantu ekonomi keluarga. Sang ayah berpesan kepada putranya, “Jaga baik-baik adik perempuanmu.”
Pemuda ini kaget dengan pesan ini. Karena dia berangkat sendirian, dan adiknya bersama keluarga di rumah. Apa maksud dia harus menjaga adik perempuannya.
Berangkatlah si pemuda, namun dia juga ternyata belum paham dengan pesan ayahnya. Setelah berlalu beberapa hari, tiba-tiba sang ayah melihat ada orang (penjual air) yang mencium anak perempuannya.
Sesampainya pemuda ini pulang ke rumah, sang ayah langsung menegurnya. “Bukankah saya telah berpesan kepadamu, jaga adik perempuanmu baik-baik.” “Apa yang terjadi?” tanya putranya keheranan.
“Sejengkal dibalas sejengkal. Andaikan kamu melakukan pelanggaran lebih dari itu, niscaya si penjual air itu akan melakukan tindakan lebih kepada anak perempuannya.”
[Kisah ini disebutkan Syaikh Abdurrahman As-Suhaim: www.saaid.net]
Siapapun wanita yang menjadi keluarga kita, sejatinya mereka adalah kehormatan kita. Ibu anda, istri anda, putri anda, saudari perempuan anda, bibi anda, dan semua wanita yang menjadi kerabat anda, adalah kehormatan bagi sang lelaki. Jika salah satu diantara mereka berzina, sejatinya telah menodai kehormatan sang lelaki.
Untuk itu, jaga kehormatan mereka dengan tidak mengganggu kehormatan orang lain. Karena zina adalah utang dan taruhannya adalah keluarga anda.
Abu Umamah menceritakan,
“Suatu hari ada seorang pemuda yang mendatangi Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallamseraya berkata, “Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina!”. Para sahabatpun bergegas mendatanginya dan menghardiknya, “Diam kamu, diam!”. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam berkata, “Mendekatlah”. Pemuda tadi mendekati beliau dan duduk di hadapan beliau.
Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam bertanya, “Relakah engkau jika ibumu dizinai orang lain?”. “Tidak, demi Allah wahai Rasul” sahut pemuda itu. “Begitu pula orang lain tidak rela kalau ibu mereka dizinai”. “Relakah engkau jika putrimu dizinai orang?”. “Tidak, demi Allah wahai Rasul!”. “Begitu pula orang lain tidak rela jika putri mereka dizinai”. “Relakah engkau jika saudari kandungmu dizinai?”. “Tidak, demi Allah wahai Rasul!”. “Begitu pula orang lain tidak rela jika saudara perempuan mereka dizinai”. “Relakah engkau jika bibimu dizinai?”. “Tidak, demi Allah wahai Rasul!”. “Begitu pula orang lain tidak rela jika bibi mereka dizinai”. “Relakah engkau jika bibi dari ibumu dizinai?”. “Tidak, demi Allah wahai Rasul!”. “Begitu pula orang lain tidak rela jika bibi mereka dizinai”.
Lalu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut sembari berkata, “Ya Allah, ampunilah kekhilafannya, sucikanlah hatinya dan jagalah kemaluannya”.
Setelah kejadian tersebut, pemuda itu tidak pernah lagi tertarik untuk berbuat zina”. HR. Ahmad no. 22211 dan sanadnya disahihkan Al-Albani.
Siapapun wanita yang berzina, sejatinya tidak mengiris-iris hati ayahnya, saudaranya, putranya, kakaknya, pakdenya, dan semua mahramnya.
Siapapun lelaki yang berzina dengan wanita, sejatinya dia telah mencabik-cabik kehortaman semua lelaki kerabat wanita ini. Padahal diapun tidak akan pernah rela ketika istrinya dizinai, putrinya dizinai, saudarinya dizinai… renungkanlah hadis Abu Umamah di atas..
Wed, May 29, 2013 at 2:00 PM
Wed, 2:00 PM
FROM Ammi Baits TO You + 58 More
Bolehkah Anak Kecil jadi Imam
- From
- To
Bolehkah Anak Kecil jadi Imam
Pertama, batas jenjang usia anak dalam islam ada dua:
1. Batas tamyiz
Anak yang telah mencapai usia tamyiz disebut mumayiz. Diantara ciri anak yang mumayyiz : dia bisa membedakan antara yang baik dan yang tidak baik, dia sudah merasa malu ketika tidak menutup aurat, dia mengerti shalat harus serius, dst. yang menunjukkan fungsi akalnya normal.
Umumnya, seorang anak menjadi mumayiz ketika berusia 7 tahun.
2. Batas baligh
Batas dimana seorang anak telah dianggap dewasa oleh syariat, dan berkewajiban untuk melaksanakan beban syariat. Tidak ada batas usia baku untuk baligh, karena batas baligh kembali pada ciri fisik. Untuk laki-laki: telah mimpi basah, dan untuk wanita: telah mengalami haid. Untuk laki-laki, umumnya di usia 15 tahun.
(Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah, 7/157 – 160)
Kedua, fokus pembahasan kita adalah hukum anak mumayiz menjadi imam shalat jamaah, sementara makmumnya orang yang sudah baligh.
Para ulama membedakan antara shalat wajib dan shalat sunah. Berikut rincian yang disebutkan dalam Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah,
- Mayoritas ulama (hanafiyah, malikiyah, dan hambali) berpendapat bahwa diantara syarat sah menjadi imam untuk shalat wajib, imam harus sudah baligh. Karena itu, anak mumayiz tidak bisa menjadi imam bagi makmumyang sudah baligh.
- Untuk shalat sunah, seperti shalat taraweh, atau shalat gerhana, mayoritas ulama (Malikiyah, Syafiiyah, hambali, dan sebagian hanafiyah) membolehkan seorang anak mumayiz untuk menjadi imam bagi orang yang sudah baligh.
- Pendapat yang kuat dalam madzhab hanafiyah, anak mumayiz tidak boleh jadi imam bagi orang baligh secara mutlak, baik dalam shalat wajib maupun shalat sunah.
- Sementara Syafiiyah berpendapat, anak mumayiz boleh menjadi imam bagi orang baligh, baik dalam shalat wajib maupun shalat sunah. Terutama ketika anak mumayiz ini lebih banyak hafalan Al-Qurannya, dan lebih bagus gerakan shalatnya dibandingkan jamaahnya yang sudah baligh.
Al-Hafidz Ibn Hajar mengatakan,
إِلَى صِحَّة إِمَامَة الصَّبِيّ ذَهَبَ الْحَسَن الْبَصْرِيّ وَالشَّافِعِيّ وَإِسْحَاق , وَكَرِهَهَا مَالِك وَالثَّوْرَيْ , وَعَنْ أَبِي حَنِيفَة وَأَحْمَد رِوَايَتَانِ ، وَالْمَشْهُور عَنْهُمَا الْإِجْزَاء فِي النَّوَافِل دُونَ الْفَرَائِض
Tentang keabsahan anak kecil (mumayiz) yang menjadi imam merupakan pendapat Hasan Al-Bashri, As-Syafii, dan Ishaq bin Rahuyah. Sementara Imam Malik dan Ats-Tsauri melarangnya. Sementara ada dua riwayat keterangan dari Abu Hanifah dan Imam Ahmad. Pendapat yang masyhur dari dua ulama ini (Abu Hanifah dan Imam Ahmad), anak kecil sah jadi imam untuk shalat sunah dan bukan shalat wajib.
(Fathul Bari, 2/186)
Pendapat Terpilih
Pendapat yang rajih (lebih kuat) dalam hal ini adalah pendapat Imam As-Syafii, bahwa tidak dipersyaratkan imam shalat harus sudah baligh. Anak kecil yang sudah tamyiz, memahami cara shalat yang benar, bisa jadi imam bagi makmum yang sudah baligh.
Dalil mengenai hal ini adalah hadis dari Amr bin Salamah radhiyallahu 'anhuma, beliau menceritakan,
كُنَّا بِحَاضِرٍ يَمُرُّ بِنَا النَّاسُ إِذَا أَتَوُا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَكَانُوا إِذَا رَجَعُوا مَرُّوا بِنَا، فَأَخْبَرُونَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: كَذَا وَكَذَا وَكُنْتُ غُلَامًا حَافِظًا فَحَفِظْتُ مِنْ ذَلِكَ قُرْآنًا كَثِيرًا فَانْطَلَقَ أَبِي وَافِدًا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي نَفَرٍ مِنْ قَوْمِهِ فَعَلَّمَهُمُ الصَّلَاةَ، فَقَالَ: «يَؤُمُّكُمْ أَقْرَؤُكُمْ» وَكُنْتُ أَقْرَأَهُمْ لِمَا كُنْتُ أَحْفَظُ فَقَدَّمُونِي فَكُنْتُ أَؤُمُّهُمْ وَعَلَيَّ بُرْدَةٌ لِي صَغِيرَةٌ صَفْرَاءُ...، فَكُنْتُ أَؤُمُّهُمْ وَأَنَا ابْنُ سَبْعِ سِنِينَ أَوْ ثَمَانِ سِنِينَ
Kami tinggal di kampung yang dilewati para sahabat ketika mereka hendak bertemu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di Madinah. Sepulang mereka dari Madinah, mereka melewati kampung kami. Mereka mengabarkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda demikian dan demikian. Ketika itu, saya adalah seorang anak yang cepat menghafal, sehingga aku bisa menghafal banyak ayat Al-Quran dari para sahabat yang lewat. Sampai akhirnya, ayahku datang menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersama masyarakatnya, dan beliau mengajari mereka tata cara shalat. Beliau bersabda, “Yang menjadi imam adalah yang paling banyak hafalan qurannya.” Sementara Aku (Amr bin Salamah) adalah orang yang paling banyak hafalannya, karena aku sering menghafal. Sehingga mereka menyuruhku untuk menjadi imam. Akupun mengimami mereka dengan memakai pakaian kecil milikku yang berwarna kuning…, aku mengimami mereka ketika aku berusia 7 tahun atau 8 tahun. (HR. Bukhari 4302 dan Abu Daud 585).
Allahu a’lam
- From
- To
Gerbang Hidayah
Macam-macam hidayah
Hidayah ada 2:
Hidayah irsyad wal bayan
Hidayah yang sifatnya penjelasan dan keterangan tentang benar dan salah
Diterima oleh semua orang: muslim maupun kafir
Menjadi hujah bagi Allah untuk mendakwah manusia
Hidayah Taufiq wal amal
Hidayah yang sifatnya semangat untuk taat, bertaqwa kepada Allah
Hanya diberikan kepada orang yang Allah kehendaki
Nikmat besar yang layak disyukuri
Nikmat Mutlak
Nikmat ada 2: Nikmat mutlak & nikmat muqayad
Nikmat mutlak : nikmat yang senantiasa dibutuhkan oleh manusia di dunia dan di akhirat
Nikmat muqayad : nikmat yang hanya bisa dirasakan ketika di dunia
Nikmat mutlak – jauh sangat berharga dan selayaknya untuk terus kita minta dan kita syukuri
Pelajaran dari Al-Fatihah
Kita diajarkan untuk memohon hidayah minimal 17 kali dalam setiap bilangan rakaat shalat
Tambahan hidayah taufiq
Tambahan hidayah ilmu
Dengan 2 hal ini, kita bisa menghindari jalan 2 kelompok sesat: Yahudi & Nasrani
Sebab-sebab Mendapat Hidayah
Selalu Memohon Hidayah
Hidayah ada di tangan Allah, karena itu semua orang butuh akan pertolongan Allah
1. Kita diajarkan untuk memohon hidayah setiap shalat (surat Al-fatihah)
2. Doa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى، وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
“Ya Allah, saya memohon kepada-Mu hidayah, ketaqwaan, terjaga kehormatan, dan kecukupan.” (HR. Muslim)
Dalam hadis yang lain, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga berdoa,
اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِعِزَّتِكَ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَنْ تُضِلَّنِي
“Ya Allah, aku berlindung dengan keagungan-Mu, tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, agar Engkau tidak menyesatkanku.” (HR. Muslim)
Ikhlas Dalam Beramal
Nabi Yusuf pernah diajak berzina seorang wanita cantik, namun Allah selamatkan mereka dari ujian berat ini. selanjutnya Allah menyatakan,
لَوْلَا أَنْ رَأَى بُرْهَانَ رَبِّهِ كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
“Andaikan Yusuf tidak melihat bukti dari Tuhannya. Demikianlah Aku palingkan dia dari dosa dan kekejian. Karena dia termasuk hamba-KU yang ikhlas.” (QS. Yusuf: 24)
Ikhlas dalam beramal = bukti kejujuran untuk taat dalam hatinya.
Ibnu Jauzi mengatakan,
اصدق في باطنك، ترى ما تحب في ظاهرك
Bersikaplah jujur secara batin, kalian akan melihat sesuatu yang kalian cintai dalam di alam nyata.
Bersungguh-sungguh Menyumbangkan Sesuatu bagi Islam
Allah berfirman,
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, sungguh Kami akan memberi petunjuk ke jalan Kami yang benar. Sesungguhnya Allah bersama orang yang baik
Memilih Teman yang Baik
Manusia akan senantiasa dipengaruhi orang lain
Hasan Al-Bashri mengatakan,
قال الحسن البصري: "إخواننا أحب إلينا من أهلنا وأولادنا؛ لأن أهلنا يذكروننا بالدنيا، وإخواننا يذكروننا بالآخرة".
Belajar dan belajar….
Ilmu senantiasa membisikkan untuk diamalkan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memisalkan ilmu & nasehat sbgmn air hujan, dan hati manusia sbgmn tanah
Segera Menyambut Kebenaran
وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْراً لَهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتاً وَإِذاً لَآتَيْنَاهُمْ مِنْ لَدُنَّا أَجْراً عَظِيماً وَلَهَدَيْنَاهُمْ صِرَاطاً مُسْتَقِيماً
kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka) (QS. An-Nisa: 66)
Allah berfirman,
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ
Syukuri Nikmat Hidayah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا
«مَا أَجْلَسَكُمْ؟» قَالُوا: جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللهَ وَنَحْمَدُهُ عَلَى مَا هَدَانَا لِلْإِسْلَامِ، وَمَنَّ بِهِ عَلَيْنَا، قَالَ: «آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ؟» قَالُوا: وَاللهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ، قَالَ: «أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ، وَلَكِنَّهُ أَتَانِي جِبْرِيلُ فَأَخْبَرَنِي، أَنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي بِكُمُ الْمَلَائِكَةَ»
Kerendahan hati dan tidak merasa lebih tinggi
Bandingkan
Adam dg Iblis
Salman & Abu Thalib
Umar bin Khatab & Amr bin Hakam
Fir’aun
- From
- To
Doa Kunut & Maknanya
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Qunut secara bahasa memiliki beberapa makna, diantaranya,
1. Tunduk dan taat
Allah berfirman,
لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَ
“Hanya milik Allah segala yang ada di langit dan di bumi, semuanya kunut (tunduk) kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah: 116).
2. Ibadah shalat
Allah berfirman,
يَا مَرْيَمُ اقْنُتِي لِرَبِّكِ وَاسْجُدِي وَارْكَعِي مَعَ الرَّاكِعِينَ
“Hai Maryam, lakukanlah kunut (shalatlah), sujudlah, dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.” (QS. Ali Imran: 43)
3. Diam dan tenang
Allah berfirman,
وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ
“Berdirilah menghadap Allah (shalat) dengan tenang.” (QS. Al-baqara: 238)
Zaid bin Arqam mengatakan, “Dulu kamu mengobrol ketika shalat, sampai turun ayat ini, dan kami diperintahkan untuk diam, dan kami dilarang bicara.” (HR. Bukhari & Muslim)
4. Berdiri lama ketika shalat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصَّلَاةِ طُولُ الْقُنُوتِ
Shalat yang paling utama adalah yang panjang qunutnya (berdirinya). (HR. Muslim).
An-Nawawi mengatakan,
المراد بالقنوت هنا القيام باتفاق العلماء فيما علمت
Yang dimaksud qunut adalah lama berdiri ketika shalat berdasarkan sepakat ulama, yang saya ketahui. (Syarh Shahih Muslim, 6/35)
Dan seperti inilah yang dipahami Ibnu Umar. Beliau pernah ditanya tentang makna qunut. Jawab beliau,
ما أعرف القنوت إلا طول القيام
“Saya tidak mengetahui makna qunut, selain memanjangkan bacaan ketika shalat.”
Kemudian Ibnu Umar membaca firman Allah:
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا
(Apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri.. (QS. Az-Zumar: 9)
Doa Kunut
Doa kunut yang diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah doa kunut yang dibaca ketika shalat witir. Ini berdasarkan hadis shahih dari cucu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Hasan bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu,
عن الْحَسَن بْن عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قال : عَلَّمَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلِمَاتٍ أَقُولُهُنَّ فِي قُنُوتِ الْوِتْرِ : ( اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ ، وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ ، ...)
Hasan bin Ali mengatakan,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajariku beberapa kalimat doa yang hendaknya aku ucapkan ketika kunut witir: ‘Allahummahdinii fiiman hadaiit, wa ‘aafinii fiiman ‘aafaiit,….dst.’ (HR. Nasa’i 1746, Abu Daud 1425, Turmudzi 464, dan dishahihkan Al-Albani. Syuaib Al-Arnauth menilai doa ini sanadnya shahih).
Berikut teks doa kunut:
اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، إِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
ALLAHUMMAH-DINII FII-MAN HADAIIT, WA ‘AAFINII FII MAN ‘AAFAIIT, WA TAWALLA-NII FII MAN TAWALLAIIT WA BAARIK LII FII MAA A’-THAIIT, WA QINII SYARRA MAA QADHAIIT, INNAKA TAQDHII WA LAA YUQDHAA ‘ALAIIK, WA INNAHUU LAA YADZILLU MAW-WAA-LAIIT, WA LAA YA’IZZU MAN ‘AADAIIT, TABAARAK-TA RABBANAA WA TA’AALAIIT
dalam riwayat Ibnu Mandah dalam At-Tauhid terdapat tambahan yang statusnya hasan,
وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ
WA LAA MANJAA MINKA ILLA ILAIIK
Penjelasan Doa Kunut
[اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ]
Ya Allah berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk.
Di awal doa kunut kita memohon kepada Allah petunjuk. Petunjuk berupa ilmu yang manfaat dan amal shaleh. Ilmu yang bisa membimbing kita untuk memahami benar dan salah, bisa membedakan antara jalan lurus dan kesesatan, berikut semangat untuk mengamalkan mengikuti kebenaran.
“sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk”
Kalimat ini sejatinya adalah kalimat tawasul. Kita menyebutkan kenikmatan hidayah yang telah Allah berikan kepada orang lain. Kita memohon hidayah kepada Allah, sebagaimana Allah telah memberikan hidayah kepada hamba-Nya yang lain.
Semacam ini yang sering diistilahkan dengan tawassul bi fi’lillah, tawasul dengan perbuatan Allah, yaitu memberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Tawasul semacam ini juga kita lakukan ketika kita membaca shalawat saat tasyahud,
اللهم صل على محمد وعلى آل محمد، كما صليت على إبراهيم
“Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahim…”
[وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ]
“berilah aku keselamatan, sebagaimana orang yang telah Engkau beri keselamatan”
Selanjutnya kita memohon keselamatan dari semua penyakit, penyakit badan maupun penyakit hati. Penyakit hati ada 2:
a. Syahwat: semua keinginan untuk menyimpang dari kebenaran karena dorongan hawa nafsu. Baik karena motivasi harta, tahta, maupun wanita. Dan bukan termasuk penyakit syahwat ketika ada orang yang menyalurkan hasrat biologisnya pada jalur yang halal.
b. Syubhat: semua pemikiran sesat yang masih bercokol di benak seseorang, sehingga menghalangi dirinya untuk memilih jalan kebenaran.
[وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ]
Jadilah wali bagiku, sebagaimana Engkau telah menjadi wali bagi hamba-Mu yang Engkau kehendaki.
Wali adalah kekasih yang akan menjadi pelindung, penolong, memperhatikan keadaan orang yang Dia kasihi. Ketika Allah menjadi wali yang istimewa bagi seorang hamba, maka Allah akan sangat memperhatikan si hamba ini, mengarahkannya ke jalan yang lurus, menyelamatkannya dari segala ujian dunia dan akhirat.
Allah berfirman,
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ
Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah thagut (setan), yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). (QS. Al-Baqarah: 257)
[وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ]
Berkahilah untukku terhadap apa yang telah Engkau berikan kepadaku
Berkah berasal dari kata birkah [arab: بركة] : tempat luas yang menampung air. Dari asal kata ini, para ulama mengatakan, berkah adalah kebaikan yang banyak dan bersifat terus-menerus.
Kita memohon kepada Allah agar memberikan kebaikan yang banyak dan berlimpah, dalam nikmat yang telah Dia berikan kepada kita. Karena sedikit yang berkah, jauh lebih baik dari pada banyak, namun tidak berkah.
Ketika seseorang tidak diberkahi hartanya, dia tidak bisa mendapatkan banyak kebaikan dan manfaat dari hartanya. Kita jumpai ada orang yang hartanya banyak, namun dia terjerat kasus hukum, tidak bahagia bersama keluarga, selalu merasa kurang, habis di tangan anaknya, habis hanya untuk jajan dan jajan. Itu contoh harta yang tidak berkah.
Demikian pula orang yang tidak diberkahi ilmunya. Sekalipun ilmunya banyak, dia tetap saja seperti orang bodoh. Tidak ada pengaruh ilmu yang dia pelajari. Beberapa kiyai yang sudah mengkhatamkan berbagai buku, namun akhlaknya, ibadahnya, kepribadiannya, tidak jauh berbeda dengan preman.
[وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ]
Lindungilah aku dari keburukan apa yang telah Engkau takdirkan
Terkait takdir, ada 2 hal yang perlu dibedakan: (a) Ketetapan Allah dan (b) Sesuatu yang Allah tetapkan.
Ketetapan Allah selalu baik. Karena ketetapan Allah hanya berputar pada dua prinsip: Keadilan atau karunia. Berbeda dengan sesuatu yang Allah takdirkan. Ada yang baik dan yang buruk.
Semua takdir baik, seperti ditakdirkan menjadi orang mukmin, dilapangkan rizkinya, diberi rasa aman, bagian dari karunia Allah. Sebaliknya, keadaan buruk yang Allah tetapkan, sejatinya bagian dari keadilan Allah.
[إِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ]
Sesungguhnya Engkau yang menetapkan dan tidak ada yang menjatuhkan ketetapan untuk-Mu
Allahlah satu-satunya Dzat yang menetapkan segala sesuatu. Karena Dia pemilik kekuasaan yang sempurna. Tidak ada yang memaksa Allah untuk menetapkan takdir, tidak pula ada seorangpun yang menjatuhkan keputusan untuk Allah. Karena itulah, dalam urusan takdir, kita tidak boleh bertanya-tanya, mengapa Allah menetapkan takdir demikian, apa alasan Allah menciptakan setan yang hanya bisa merusak.. dst. Allah tegaskan dalam Al-Quran,
لا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ
“Dia tidak ditanya terhadap apa yang Dia lakukan, namun merekalah yang ditanya (atas perbuatan yang mereka lakukan).” (QS. Al-Anbiya: 23)
[وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ]
Sesungguhnya tidak akan terhina orang Engkau jadikan wali-Mu.
Di atas kita telah memohon kepada Allah, agar Dia menjadi wali kita. Bagian ini kita memuji-Nya, bahwa tidak akan terhina orang Engkau jadikan wali-Mu.
Dalam doa ini pula kita diajari bahwa kita hanya akan mencari kemuliaan dari Allah, dengan berusaha menjadi wali-Nya, dan tidak menjadi musuh-Nya.
Siapakah wali Allah?
Allah tegaskan dalam Al-Quran,
أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ* الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ
Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. ( - ) (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. (QS. Yunus: 62 – 63)
Syaikhul Islam mengatakan,
من كان مؤمناً تقياً، كان لله ولياً
“Siapa saja yang beriman dan bertaqwa maka dia menjadi wali Allah.”
Beriman dalam hatinya dan menampakkan pengaruh imannya dalam tingkah lakunya.
Ada orang yang jarang shalat, suka nenepi di kuburan, gua-gua, rogo sukmo, sampai bisa mengobati dan membuka praktek pengobatan alternatif, kemudian dia ngaku wali. Kita benarkan pengakuannya ini, dan kita nyatakan dia wali setan dan bukan wali Allah. Dia bisa mengobati karena dibantu setan.
[وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ]
Tidak akan mulia orang yang menjadi musuh-Mu.
Siapapun yang menjadi musuh Allah, dia tidak akan mulia di dunia dan akhirat. Dia hanya mendapatkan kehinaan dan kerugian.
مَنْ كَانَ عَدُوّاً لِلَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ فَإِنَّ اللَّهَ عَدُوٌّ لِلْكَافِرِينَ
Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, Maka Sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir. (QS. Al-Baqarah: 98)
Ayat ini menunjukkan bahwa semua orang kafir adalah musuh Allah, dan semua orang kafir berada di posisi terhina. Namun sayang, banyak orang muslim yang silau dengan prestasi dunia mereka. Sehingga mereka memandang orang kafir sebagai orang hebat, layak ditiru peradabannya.
Karena alasan inilah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang kita untuk memanggil orang kafir dengan panggilang kehormatan, dengan panggilang sanjungan, atau yang semakna dengan itu. Beliau bersabda,
لَا تَقُولُوا لِلْمُنَافِقِ سَيِّدٌ، فَإِنَّهُ إِنْ يَكُ سَيِّدًا فَقَدْ أَسْخَطْتُمْ رَبَّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ
‘Jangan kalian menyebut orang munafik: Sayid (tuan), karena jika memang dia tuan, kalian telah membuat marah Rab kalian.’ (HR. Ahmad 22939 dan Abu Daud 4977 dan perawiya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth).
[تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ]
Maha Mulia Engkau wahai Rab kami, dan Maha Tinggi.
Di penghujung doa kunut, kita memuji Allah ta’ala dengan dua sifatnya yang mulia,
a. Sifat ‘Tabaruk’, artinya kita mangkui bahwa Allah-lah ahlul barakah (sumber berkah). Tabaarakta berarti Engkau ya Allah adalah Dzat yang banyak kebaikannya, sangat luas dan menyeluruh kebaikannya, mencakup seluruh makhluk
b. Sifat ‘Al-Uluw’; Maha Tinggi. Allah Maha Tinggi Dzat-Nya dan sifat-Nya.
Maha Tinggi Dzat-Nya, artinya Dzat Allah berada di atas seluruh makhluk-Nya, dan terpisah dengan seluruh makhluk-Nya. Karena Allah tersucikan dari keadaan menyatu dengan makhluk-Nya.
Maha Tinggi sifat-Nya, artinya Allah memiliki sifat-sifat yang sangat mulia. Sifatnya berada di puncak kemuliaan. Tidak ada satupun yang kurang maupun yang cacat pada sifat Allah.
[Disadur dari Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin, 14/88 – 96].
[وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ]
Tidak ada tempat selamat dari (hukuman-Mu), kecuali dengan bersandar kepada-Mu
Selanjutnya kita juga memuji Allah, mengakui betapa Maha Kuasanya Allah. Tidak ada satupun makhluk-Nya yang bisa selamat dari hukuman-Nya atau ujian-Nya, kecuali mereka yang bersandar kepada Allah.
Dianjurkan Bershalawat Ketika Mengakhiri Kunut
Dianjurkan untuk membaca shalawat ketika mengakhiri doa kunut. Karena demikianlah yang menjadi kebiasaan para sahabat di masa silam.
Al-Albani mengatakan,
قد ثبت في حديث إمامة أبي بن كعب الناس في قيام رمضان أنه كان يصلي على النبي صلى الله عليه وسلم في آخر القنوت و ذلك في عهد عمر رضي الله عنه رواه ابن خزيمة في صحيحه
Terdapat hadis yang shahih bahwa Ubay bin Ka’ab mengimami para sahabat ketika taraweh ramadhan. Dan beliau membaca shalawat untuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di akhir doa kunut. Dan itu terjadi di zaman Umar bin Khatab radhiyallahu 'anhu. Hadis ini diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya.
(Sifat Shalat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, 3/170)
Allahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar