Oleh: Ammi Nur Baits
Pengertian:
Istiqamah : tetap di atas
kebenaran dan keataan
Allah berfirman, memerintahkan
untuk istiqamah:
فَاسْتَقِم كَمَا أُمِرْتَ
“Istiqamahlah kamu sebagaimana kamu diperintahkan” (QS.
Hud: 112)
Ibn Abbas
mengatakan: “Tidak ada ayat dalam al- Qur'an
yang lebih berat dibandingkan ayat ini,
karena itu beliau bersabda:
شَيَّبَتْنِي هُود وَأَخَوَاتهَا
“Surat Hud dan teman-temannya telah membuatku beruban”
(HR. Turmudzi)
Sebagian ulama menjelaskan,
surat Hud menyebabkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beruban karena di dalam surat
ini terdapat perintah untuk istiqamah.
Allah menginginkan agar kita istiqamah
Abu Ali al-Juzajani menasehatkan:
كن طالبا للاستقامة لا طالبا للكرامة فإن نفسك متحركة في طلب الكرامة
وربك يطلب منك الاستقامة
Jadilah orang yang mencari
istiqamah bukan orang yang mencari karamah. Karena jiwamu selalu tergerak untuk mencari karamah sementara Tuhanmu menginginkan istiqamah dari kalian. (Syarh Aqidah Thahawiyah)
Keterangan:
Nasehat ini menjadi cambukan bagi sebagian orang yang
beribadah untuk mencari karamah atau kesaktian atau kemampuan bisa mengobati
orang sakit, dan semacamnya, sebagaimana yang sering dilakukan orang yang
mengaku sufi.
Cara Agar bisa istiqamah
Pertama, Memiliki 'wadzifah'
Wadzifah adalah amalan sunnah
tambahan yang dikerjakan secara rutin.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ خُذُوا مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ ،
فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا
“Wahai sekalian manusia, ambillah amal yang kalian mampu. Sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian bosan”
(Bukahri & Muslim)
Keterangan:
Makna cuplikan hadis: "sesungguhnya Allah tidak akan bosan sampai kalian bosan" :
Allah akan senantiasa menerima
dan memberikan pahala amal kalian selama kalian
rajin dalam mengamalkannya. Tapi jika kalian beramal dengan malas-malasan dan
disertai kebosanan maka Allah tidak menerima amal kalian.
Keutamaan Wadzifah
1. Manusia akan dipanggil
menuju surga sesuai kebiasaan amalnya
لِكُلِّ عَامِل بَاب مِنْ أَبْوَاب الْجَنَّة يُدْعَى مِنْهُ
بِذَلِكَ الْعَمَل
“Bagi
setiap orang yang beramal terdapat sebuah pintu khusus di surga yang dia akan
dipanggil melalui pintu tersebut karena amal yang telah dilakukannya.” (HR.
Ahmad & Ibnu Abi Syaibah).
Dalam riwayat yang lain,
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ
الصَّلَاةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ
وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ وَمَنْ كَانَ مِنْ
أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا عَلَى مَنْ
دُعِيَ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ
تِلْكَ الْأَبْوَابِ كُلِّهَا قَالَ نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُم
Orang yang termasuk golongan
ahli shalat maka ia akan dipanggil dari pintu shalat. Orang yang termasuk
golongan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad. Orang yang termasuk
golongan ahli puasa akan dipanggil dari pintu Ar-Royyan. Dan orang yang
termasuk golongan ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” Ketika
mendengar hadits ini Abu Bakar pun bertanya, “Ayah dan ibuku sebagai penebus
anda wahai Rasulullah, kesulitan apa lagi yang perlu dikhawatirkan oleh orang
yang dipanggil dari pintu-pintu itu. Mungkinkah ada orang yang dipanggil dari
semua pintu tersebut?”. Maka beliau pun menjawab, “Iya ada. Dan aku berharap
kamu termasuk golongan mereka.” (HR. Bukhari)
2. Orang yang memiliki
wadzifah, jika sakit atau bepergian maka tetap dicatat mendapat pahala
amal rutinitasnya, meskipun dia tidak sempat mengamalkannya. Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ
يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا
"Jika seorang hamba itu sakit atau bepergian maka dicatat
untuknya (pahala) sebagaimana (pahala)
amalnya yang pernah dia lakukan ketika
di rumah atau ketika sehat." (HR. Bukhari).
Kedua, Pilih amal yang ringan.
Sesungguhnya amal yang ringan
tapi rutin lebih dicintai Allah. Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam
bersabda:
وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ
Sesungguhnya amal yang paling
dicintai oleh Allah adalah amal yang paling rutin dikerjakan meskipun
sedikit." (HR. Bukhari & Muslim).
Keterangan:
Dalam hadis ini terdapat
dorongan untuk merutinkan amal, meskipun amal itu sedikit dalam pandangan
manusia. Dan agar anda tetap mendapatkan banyak pahala dengan amal yang ringan
itu, carilah amal yanga ringan namun berat pahalanya.
Ketiga, Lakukan amal secara terus
menerus, tanpa putus
Amal yang sedikit namun rutin
lebih dicintai oleh Allah dari pada amal banyak namun hanya
dikerjakan sekali-dua kali . Karena merutinkan amal yang sedikit berarti merutinkan ketaatan
, dzikir, perasaan merasa diawasi , dan
niat yang ikhlas dalam menghadap kepada
Allah.
Disebutkan dalam
riwayat, dari sahabat Abdullah
bin Amr bin Ash radliallahu 'anhu, bahwa beliau pernah mengatakan: Saya akan
tahajud tiap malam dan puasa tiap hari. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
menasehatkan: “Kamu tdk akan mampu. …. Berpuasalah 3 hari tiap bulan,
karena setiap kebaikan dilipatkan 10 kali, sehingga seperti puasa sepanjang
tahun.” Abdullah berkata: Aku bisa lebih dari itu. Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam menasehatkan: “Puasa sehari, dan tidak puasa sehari.
Ini puasa Daud dan ini puasa terbaik.” Puasa inipun dikerjakan Abdullah
sampai tua. Hingga beliau merasa keberatan. Kemudian beliau mengatakan:
Andaikan dulu aku menerima puasa 3 hari yang ditawarkan Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam lebih aku sukai dari pada harta dan keluargaku.
Keempat, perbanyaklah berdoa, memohon
agar diberi kemudahan dalam beramal
Diantara doa yang diajarkan
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
اللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya Allah, bantulah kami untuk selalu berdzikir kepada-Mu,
mensyukuri nikmat-Mu, dan beribadah
dengan baik kepada-Mu” (Abu Daud &
Nasa'i)
Keterangan: Doa ini dibaca ketika shalat,
baik ketika sujud atau sebelum salam.
Kelima, Cari
teman yang baik
Dengan teman yang baik, orang akan mudah termotivasi untuk
berbuat baik. Dengan teman yang baik, minimal dia bisa mendapatkan pengaruh
yang baik, meskipun bisa jadi dia tidak mampu mengamalkan ibadah yang dilakukan
temannya. Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam menggambarkan:
الجليس الصالح بحامل المسك والجليس
السوء بنافخ الكير
“Teman yang baik, seperti pembawa minyak
wangi. Teman yang buruk, seperti 'blower' pande besi” (Bukhari & Muslim)
Tidak jauh-jauh untuk mendapatkan teman yang baik.
Kondisikan teman yang baik anda ada di keluarga anda. Jadikan suami anda, istri
anda, putra-putri anda atau bahkan tetangga anda sebagai teman yang baik.
Sehingga anda bisa mendapatkan pengaruh yang baik dari mereka.
Salah satu bentuk kerja sama yang baik, antara suami istri
yang baik, sebagai gambaran teman baik di keluarga adalah kerja sama saling
membangunkan untuk shalat malam. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menggambarkan:
رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ
فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ رَحِمَ اللَّهُ امْرَأَةً قَامَتْ
مِنْ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِي
وَجْهِهِ الْمَاءَ
Allah merahmati orang yg bangun
malam kmd shalat lalu membangunkan isterinya,
apabila isterinya menolak, dia percikkan air ke mukanya. Allah merahmati wanita
yg bangun malam lalu shalat, kmd dia bangunkan suaminya, jk suaminya enggan, mk
isterinya akan memercikkan air ke muka suaminya.” (HR. Abu Daud dan Nasai)
Penting !!
Berdasarkan hadis di atas, agar
keluarga anda bisa menjadi keluarga yang istiqamah dalam ketaatan, perlu kerja
sama antar-anggota keluarga
Keenam, Hindari maksiat
semaksimal mungkin
Karena maksiat bisa menghapus
amal dan melemahkan kita untuk melakukan ketaatan
Allah berfirman:
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى
لِلذَّاكِرِينَ
“Sesungguhnya amal shaleh bisa menghapuskan amal buruk. Itulah
peringatan bagi orang yang mau mengambil
peringatan.” (QS. Hud: 114)
Renungan, terutama bagi anda yang berada di usia senja
Suatu ketika Fudhail bin Iyadh
bertanya kepada seorang kakek: Berapa usia anda?
Orang ini menjawab: 60 tahun. Fudhail mengatakan: Kamu selama 60 tahun
melakukan perjalanan menuju Allah, hampir saja akan sampai. Si kakek mengatakan:
innaa lillaahi wa innaa ilaihi raajiun.
Fudhail bertanya: Tahukah apa
tafsir innaa lillaahi wa innaa ilaihi raajiun?
Siapa yang sadar dia milik Allah, dia wajib beribadah kpd-Nya. Jika dia sadar akan kembali kpd Allah mk dia hrs
sadar, akan berhadapan dg Allah. Dan dia pasti ditanya. Krn itu siapkan jawaban
utk petanyaan-Nya. Si kakek bertanya: Bagaimana caranya. Fudhail menjawab:
Mudah:
تُـحْسِنْ فِيمَا بَقِيَ يُغْفَرْ لَكَ فِيْماَ مَضَى، فَاِنَّكَ
إِنْ أَسَأْتَ فِيْمَا بَقِىَ ، أُخِذْتَ بِــمَا مَضَى وَمَا بَقِىَ
وَالأَعْمَالُ بِالـخَوَاتِيمِ .
Berbuat baiklah di akhir usiamu
maka kamu akan diampuni dosamu yg dulu. Krn jika kamu tetap
berbuat jelek di sisa usiamu mk kamu akan dihukum krn dosanya yg lalu dan
dosamu di sisa usiamu.
Semoga kita dimudahkan untuk menjadi hamba yang
istiqamah...
Saudara anda seiman,
Ammi Nur Baits
Tidak ada komentar:
Posting Komentar