NGOBAR ASSALAM

Ngobar Assalam, ikuti dan kunjungi Ngobar Assalam di Masjid Assalam Minomartani setiap hari Minggu Pagi sehabis sholat jama'ah Subuh.

Sabtu, 12 Januari 2013

Istiqamah dalam Beramal



Oleh: Ammi Nur Baits
Pengertian:
Istiqamah : tetap di atas kebenaran dan keataan
Allah berfirman, memerintahkan untuk istiqamah:
فَاسْتَقِم كَمَا أُمِرْتَ
“Istiqamahlah kamu sebagaimana kamu  diperintahkan” (QS. Hud: 112)
   Ibn Abbas mengatakan: “Tidak ada ayat dalam al- Qur'an yang lebih berat dibandingkan ayat ini,  karena itu beliau bersabda:
شَيَّبَتْنِي هُود وَأَخَوَاتهَا
“Surat Hud dan teman-temannya telah  membuatku beruban” (HR. Turmudzi)
Sebagian ulama menjelaskan, surat Hud menyebabkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beruban karena di dalam surat ini terdapat perintah untuk istiqamah.

Allah menginginkan agar kita istiqamah
Abu Ali al-Juzajani menasehatkan:
كن طالبا للاستقامة لا طالبا للكرامة فإن نفسك متحركة في طلب الكرامة وربك يطلب منك الاستقامة
Jadilah orang yang mencari istiqamah bukan  orang yang mencari karamah. Karena jiwamu  selalu tergerak untuk mencari karamah  sementara Tuhanmu menginginkan istiqamah  dari kalian. (Syarh Aqidah Thahawiyah)
Keterangan:
Nasehat ini menjadi cambukan bagi sebagian orang yang beribadah untuk mencari karamah atau kesaktian atau kemampuan bisa mengobati orang sakit, dan semacamnya, sebagaimana yang sering dilakukan orang yang mengaku sufi.

Cara Agar bisa istiqamah
Pertama, Memiliki 'wadzifah'
Wadzifah adalah amalan sunnah tambahan yang dikerjakan secara rutin.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ خُذُوا مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ ، فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا
“Wahai sekalian manusia, ambillah amal yang kalian mampu. Sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian bosan” (Bukahri & Muslim)
Keterangan:
Makna cuplikan hadis: "sesungguhnya Allah tidak akan bosan sampai kalian bosan" :
Allah akan senantiasa menerima dan memberikan pahala amal kalian selama kalian rajin dalam mengamalkannya. Tapi jika kalian beramal dengan malas-malasan dan disertai kebosanan maka Allah tidak menerima amal kalian.
Keutamaan Wadzifah
1. Manusia akan dipanggil menuju surga sesuai kebiasaan amalnya
لِكُلِّ عَامِل بَاب مِنْ أَبْوَاب الْجَنَّة يُدْعَى مِنْهُ بِذَلِكَ الْعَمَل
Bagi setiap orang yang beramal terdapat sebuah pintu khusus di surga yang dia akan dipanggil melalui pintu tersebut karena amal yang telah dilakukannya.” (HR. Ahmad & Ibnu Abi Syaibah).
Dalam riwayat yang lain, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلَاةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا عَلَى مَنْ دُعِيَ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ كُلِّهَا قَالَ نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُم
Orang yang termasuk golongan ahli shalat maka ia akan dipanggil dari pintu shalat. Orang yang termasuk golongan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad. Orang yang termasuk golongan ahli puasa akan dipanggil dari pintu Ar-Royyan. Dan orang yang termasuk golongan ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” Ketika mendengar hadits ini Abu Bakar pun bertanya, “Ayah dan ibuku sebagai penebus anda wahai Rasulullah, kesulitan apa lagi yang perlu dikhawatirkan oleh orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu. Mungkinkah ada orang yang dipanggil dari semua pintu tersebut?”. Maka beliau pun menjawab, “Iya ada. Dan aku berharap kamu termasuk golongan mereka.” (HR. Bukhari)

2. Orang yang memiliki wadzifah, jika sakit atau bepergian maka tetap dicatat  mendapat pahala amal rutinitasnya, meskipun dia tidak sempat mengamalkannya. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا
"Jika seorang hamba itu sakit atau bepergian  maka dicatat untuknya (pahala) sebagaimana  (pahala) amalnya yang pernah dia lakukan  ketika di rumah atau ketika sehat." (HR. Bukhari).

Kedua, Pilih amal yang ringan.
Sesungguhnya amal yang ringan tapi rutin lebih dicintai Allah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ
Sesungguhnya amal yang paling dicintai oleh Allah adalah amal yang paling rutin dikerjakan meskipun sedikit." (HR. Bukhari & Muslim).
Keterangan:
Dalam hadis ini terdapat dorongan untuk merutinkan amal, meskipun amal itu sedikit dalam pandangan manusia. Dan agar anda tetap mendapatkan banyak pahala dengan amal yang ringan itu, carilah amal yanga ringan namun berat pahalanya.

Ketiga, Lakukan amal secara terus menerus, tanpa putus
   Amal yang sedikit  namun rutin  lebih dicintai  oleh  Allah dari pada amal banyak  namun hanya  dikerjakan sekali-dua kali . Karena merutinkan  amal yang sedikit berarti merutinkan ketaatan ,  dzikir, perasaan merasa diawasi , dan niat yang ikhlas  dalam menghadap kepada Allah.
   Disebutkan dalam riwayat, dari sahabat Abdullah bin Amr bin Ash radliallahu 'anhu, bahwa beliau pernah mengatakan: Saya akan tahajud tiap malam dan puasa tiap hari. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menasehatkan: “Kamu tdk akan mampu. …. Berpuasalah 3 hari tiap bulan, karena setiap kebaikan dilipatkan 10 kali, sehingga seperti puasa sepanjang tahun.” Abdullah berkata: Aku bisa lebih dari itu. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menasehatkan: “Puasa sehari, dan tidak puasa sehari. Ini puasa Daud dan ini puasa terbaik.” Puasa inipun dikerjakan Abdullah sampai tua. Hingga beliau merasa keberatan. Kemudian beliau mengatakan: Andaikan dulu aku menerima puasa 3 hari yang ditawarkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lebih aku sukai dari pada harta dan keluargaku.

Keempat, perbanyaklah berdoa, memohon agar diberi kemudahan dalam beramal
Diantara doa yang diajarkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
اللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya Allah, bantulah kami untuk selalu berdzikir  kepada-Mu, mensyukuri nikmat-Mu, dan  beribadah dengan baik kepada-Mu” (Abu Daud  & Nasa'i)
Keterangan: Doa ini dibaca ketika shalat, baik ketika sujud atau sebelum  salam.


Kelima, Cari teman yang baik
Dengan teman yang baik, orang akan mudah termotivasi untuk berbuat baik. Dengan teman yang baik, minimal dia bisa mendapatkan pengaruh yang baik, meskipun bisa jadi dia tidak mampu mengamalkan ibadah yang dilakukan temannya. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menggambarkan:
الجليس الصالح بحامل المسك والجليس السوء بنافخ الكير
“Teman yang baik, seperti pembawa minyak wangi. Teman yang buruk, seperti 'blower' pande besi” (Bukhari & Muslim)
Tidak jauh-jauh untuk mendapatkan teman yang baik. Kondisikan teman yang baik anda ada di keluarga anda. Jadikan suami anda, istri anda, putra-putri anda atau bahkan tetangga anda sebagai teman yang baik. Sehingga anda bisa mendapatkan pengaruh yang baik dari mereka.
Salah satu bentuk kerja sama yang baik, antara suami istri yang baik, sebagai gambaran teman baik di keluarga adalah kerja sama saling membangunkan untuk shalat malam. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menggambarkan:
رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ رَحِمَ اللَّهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنْ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ
Allah merahmati orang yg bangun malam kmd shalat lalu membangunkan isterinya, apabila isterinya menolak, dia percikkan air ke mukanya. Allah merahmati wanita yg bangun malam lalu shalat, kmd dia bangunkan suaminya, jk suaminya enggan, mk isterinya akan memercikkan air ke muka suaminya.” (HR. Abu Daud dan Nasai)
Penting !!
Berdasarkan hadis di atas, agar keluarga anda bisa menjadi keluarga yang istiqamah dalam ketaatan, perlu kerja sama antar-anggota keluarga

Keenam, Hindari maksiat semaksimal mungkin
Karena maksiat bisa menghapus amal dan melemahkan kita untuk melakukan ketaatan
Allah berfirman:
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ
“Sesungguhnya amal shaleh bisa menghapuskan  amal buruk. Itulah peringatan bagi orang yang  mau mengambil peringatan.” (QS. Hud: 114)

Renungan, terutama bagi anda yang berada di usia senja
Suatu ketika Fudhail bin Iyadh bertanya kepada seorang kakek: Berapa usia anda? Orang ini menjawab: 60 tahun. Fudhail mengatakan: Kamu selama 60 tahun melakukan perjalanan menuju Allah, hampir saja akan sampai. Si kakek mengatakan: innaa lillaahi wa innaa ilaihi raajiun.
Fudhail bertanya: Tahukah apa tafsir innaa lillaahi wa innaa ilaihi raajiun? Siapa yang sadar dia milik Allah, dia wajib beribadah kpd-Nya. Jika  dia sadar akan kembali kpd Allah mk dia hrs sadar, akan berhadapan dg Allah. Dan dia pasti ditanya. Krn itu siapkan jawaban utk petanyaan-Nya. Si kakek bertanya: Bagaimana caranya. Fudhail menjawab: Mudah:
تُـحْسِنْ فِيمَا بَقِيَ يُغْفَرْ لَكَ فِيْماَ مَضَى، فَاِنَّكَ إِنْ أَسَأْتَ فِيْمَا بَقِىَ ، أُخِذْتَ بِــمَا مَضَى وَمَا بَقِىَ وَالأَعْمَالُ بِالـخَوَاتِيمِ .
Berbuat baiklah di akhir usiamu maka kamu akan diampuni dosamu yg dulu. Krn jika kamu tetap berbuat jelek di sisa usiamu mk kamu akan dihukum krn dosanya yg lalu dan dosamu di sisa usiamu.

Semoga kita dimudahkan untuk menjadi hamba yang istiqamah...

Saudara anda seiman,
Ammi Nur Baits

Tidak ada komentar:

Posting Komentar