NGOBAR ASSALAM

Ngobar Assalam, ikuti dan kunjungi Ngobar Assalam di Masjid Assalam Minomartani setiap hari Minggu Pagi sehabis sholat jama'ah Subuh.

Minggu, 18 September 2016

MERAIH KHUSYU DENGAN IMAN , IHSAN DAN TUMAKNINAH

By; Uztad Dwi Wiyono

Pengertian Iman kepada Allah swt :
Iman menurut bahasa berarti percaya.
Iman menurut istilah artinya percaya dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan atau ditunjukkan dengan amal perbuatan.
Pengertian Iman Kepada Allah swt adalah percaya dengan yakin dalam hati adanya Allah swt ditunjukkan dengan ucapan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنزَلَ مِن قَبْلُ ۚ وَمَن يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا ﴿١٣٦﴾
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (An-Nisa :136)

Membuktikan adanya Allah swt. sudah barang tentu tidak akan sama dengan membuktikan adanya berbagai benda di sekitar kita.
Adanya (wujud) benda dapat dibuktikan dengan alat indra manusia sehingga dapat dilihat, diraba, dan didengar.
Akan tetapi, wujud Allah swt. sangat berbeda, tidak dapat dilihat, diraba, dan didengar langsung melalui pancaindra
Makna Ayat diatas
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa orang-orang yang beriman adalah oarng yang percaya Allah swt., malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, takdir-Nya, dan hari akhir. 
Orang yang tidak percaya kepada Allah swt.,Malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-Nya, takdir-Nya dan hari akhir disebut orang kafir





قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا ۖ قُل لَّمْ تُؤْمِنُوا وَلَـٰكِن قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ ۖ وَإِن تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُم مِّنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿١٤﴾
Orang-orang Arab Badwi itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka): "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: "Kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikitpun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (AL-Hujurat:14)


Ihsan  
adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti “kesempurnaan” atau “terbaik.”
Dalam terminologi Islam, Ihsan berarti seseorang yang menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.




لَّا تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَ ۖ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ ﴿١٠٣﴾
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (Al An’am :103)

Islam dibangun di atas tiga landasan utama, yaitu Iman,Islam, dan Ihsan.
Oleh karenanya, seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu hanya sebatas akhlak yang utama saja, melainkan harus dipandang sebagai bagian dari Addin dan bagian terbesar dari keislamannya.
Dalam mengejawantahkan ihsan bagi mahluk sosial seperti manusia, khususnya kaum muslim ialah dengan cara berbuat baik.
Karena dengan pemahaman ihsan ini kita merasa selalu diawasi oleh Allah Yang Maha Melihat,



Dengan begitu kita tidak akan mau melakukan perbuatan buruk, kalaupun sampai terbersit maka tetap saja kita tidak akan mau mengerjakannya disebabkan Ihsan tadi.
Selain berbuat baik Ihsan juga merupakan salah satu cara agar kita bisa khusyuk dalam beribadah kepada Allah. Kita beribadah seolah-olah kita melihat Allah. Jika tidak bisa, kita harus yakin bahwa Allah SWT yang Maha Melihat selalu melihat kita.

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ ﴿١٨٦﴾
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (Al Baqarah 186)



…..وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ ﴿١٦﴾
....... Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (Qaf :16)


إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ ﴿١٤﴾
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi. (Al-Fajr :14)


Terdapat 166 ayat di dalam Al-Qur’an yang berbicara tentang ihsan dan implementasinya.
Dari sini kita dapat menarik satu makna, betapa mulia dan agungnya perilaku dan sifat ini, hingga mendapat porsi yang sangat istimewa dalam Al-Qur`an
Rasulullah saw. menerangkan mengenai ihsan ketika ia menjawab pertanyaan Malaikat Jibril tentang ihsan dimana jawaban tersebut dibenarkan oleh Jibril, dengan mengatakan, “Engkau menyembah Allah seakan- akan engkau melihat-Nya, dan apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”(HR. Muslim )
Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah swt
Ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan dari-Nya.
Sebaliknya, seorang hamba yang tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan kesempatan yang sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat di mata Allah swt
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kebaikan pada segala sesuatu, maka jika kamu membunuh, bunuhlah dengan baik, dan jika kamu menyembelih, sembelihlah dengan baik.”(HR. Muslim )
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴿٩٠﴾
(90) Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Ihsan meliputi tiga aspek :

Ihsan dalam Beribadah
Kita berkewajiban ihsan dalam beribadah, yaitu dengan menunaikan semua jenis ibadah, seperti shalat, puasa, haji, dan sebagainya dengan cara yang benar, yaitu menyempurnakan syarat, rukun, sunnah, dan adab-adabnya.
Hal ini tidak akan mungkin dapat ditunaikan oleh seorang hamba, kecuali jika saat pelaksanaan ibadah-ibadah tersebut ia dipenuhi dengan kesadaran penuh bahwa Allah senantiasa memantaunya hingga ia merasa bahwa ia sedang dilihat dan diperhatikan oleh-Nya.
“Hendaklah kamu menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”

Ihsan dalam muamalah
Dalam bab muamalah, ihsan dijelaskan Allah swt. pada surah An-Nisaa’ ayat 36

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا ﴿٣٦﴾
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh , teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,(An Nisa :36)

Dari ayat diatas mereka yang berhak mendapatkan ihsan tersebut:
a. ihsan kepada kedua orang tua
b. ihsan kepada karib kerabat
c. ihsan kepada anak yatim dan fakir miskin
d. ihsan kepada tetangga dekat, tetangga jauh, serta teman sejawat
e.ihsan kepada ibnu sabil dan hamba sahaya
f. ihsan dengan perlakuan dan ucapan yang baik kepada manusia
g. ihsan dalam hal muamalah
h. ihsan dengan berlaku baik kepada binatang

Ihsan dalam akhlak
Ihsan dalam akhlak sesungguhnya merupakan buah dari ibadah dan muamalah.
Seseorang akan mencapai tingkat ihsan dalam akhlaknya apabila ia telah melakukan ibadah seperti yang menjadi harapan Rasulullah dalam hadits yang telah dikemukakan di atas, yaitu menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah senantiasa melihat kita.
Jika hal ini telah dicapai oleh seorang hamba, maka sesungguhnya itulah puncak ihsan dalam ibadah. Pada akhirnya, ia akan berbuah menjadi akhlak atau perilaku

Rasulullah saw. mengatakan dalam sebuah hadits, “Aku diutus hanyalah demi menyempurnakan akhlak yang mulia.”







Selasa, 13 September 2016

Bulan dan Matahari dalam Kalender Qamariah

Arief Hermanto
Masjid As Salam
11 September 2016

QS Ibrahim (14)
33. Dan
Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan

yang terus menerus beredar (dalam orbitnya);

dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.

QS Al An’aam (6)
96.
Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat,

dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan.

Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

QS Yunus (10)
5.
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya

dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,

supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).

Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan haq. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.

Benda-benda langit secara sangat sederhana
bisa dikelompokkan terdiri atas

-
bintang
-
matahari
-
bulan
- planet
- yang
lainnya : komet, nebula, …

Bulan dan planet secara garis besar adalah
seperti bumi.

Matahari sebenarnya adalah bintang.
Ini sangat berbeda dengan misalnya bumi..

Seperti apakah matahari atau bintang jika
dilihat dari dekat ?
Semua benda langit setiap hari

-
terbit di sebelah Timur
-
bergerak mengedari langit di atas kita
-
tenggelam di sebelah Barat
Semua bintang bergerak bersama-sama
dengan sama cepat.

Matahari bergerak dengan lebih lambat.

Bulan bergerak dengan lebih lambat lagi.
Posisi relatif antara bulan dan matahari
selalu berubah.

Kadang berdekatan.

Kadang berjauhan.

Ketika bulan dan matahari berjauhan,
ketika matahari terbenam di Barat,
bulan terbit di Timur.

Inilah bulan purnama.
Bulat dan sangat terang.




Ketika bulan dan matahari berdekatan,
keduanya terbit bersamaan di Timur dan
tenggelam bersamaan di Barat.










Inilah bulan baru.
Seperti garis lengkung dan
sangat redup.

Inilah awal bulan kalender qamariah.


Senin, 05 September 2016

Jatah Maksimal Sohibul Qurban

By; Ammi Nur Baits

Kalo shohibul minta jatah  selain dr 1/3 kurbannya bagaimana? Misal minta kepala/hati? Jazakallah..

Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah, wa ba'du,
Allah perintahkan dalam al-Quran untuk memakan sebagian dari hasil qurban, dan memberikan sebagian kepada orang yang membutuhkan maupun orang yang berkemampuan.
Allah berfirman,
 فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ
Apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan berikanlah kepada orang yang tidak meminta-minta dan orang yang meminta… (QS. al-Hajj: 36)

Diberikan kepada orang yang tidak meminta-minta, yaitu mereka yang mampu. Statusnya sebagai hadiah.
Dan diberikan kepada orang yang meminta, yaitu mereka yang tidak mampu, statusnya sebagai sedekah.

Dalam ayat ini, Allah ta’ala tidak menjelaskan nilai pembagiannya.
Karena itu, ulama berbeda pendapat, apakah boleh semua hasil qurban dimanfaatkan oleh sohibul qurban, tanpa ada yang disedekahkan?
Perbedaan pendapat ini disebutkan an-Nawawi dalam al-Majmu’,
وهل يشترط التصدق منها بشيء أم يجوز أكلها جميعا، فيه وجهان مشهوران ذكرهما المصنف بدليلهما
Apakah disyaratkan harus mensedekahkan sebagian dari hasil qurban, ataukah boleh dimakan sendiri semuanya? Ada 2 pendapat yang masyhur dalam madzhab Syafiiyah. Telah disebutkan oleh penulis (penulis al-Muhadzab) masing-masing pendapat, berikut dalilnya,
أحدهما: يجوز أكل الجميع، قاله ابن سريج وابن القاص والإصطخري وابن الوكيل، وحكاه ابن القاص عن نص الشافعي، قالوا: وإذا أكل الجميع ففائدة الأضحية حصول الثواب بإراقة الدم بنية القربة
Pertama, sohibul qurban boleh makan semuanya. Ini pendapat Ibnu Suraij, Ibnul Qash, al-Ishthakhiri, dan Ibnul Wakil. Ibnul Qash menyebutkan ada riwayat dari Imam as-Syafii. Mereka mengatakan, “Apabila sohibul qurban makan semuanya, maka manfaat berqurban adalah mendapatkan pahala dengan ibadah menyembelih dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.”

والقول الثاني وهو قول جمهور أصحابنا المتقدمين وهو الأصح عند جماهير  المصنفين، ومنهم المصنف في التنبيه يجب التصدق بشيء يطلق عليه الاسم، لأن المقصود إرفاق المساكين، فعلى هذا إن أكل الجميع لزمه الضمان
Kedua, ini pendapat jumhur ulama madzhab kami di masa silam, dan ini pendapat yang kuat menurut mayoritas penulis kitab fiqh madzhab, termasuk diantaranya adalah penulis kitab al-Muhadzab seperti yang disebutkan dalam kitab at-Tanbih, bahwa wajib untuk bersedekah dengan bagian dari hasil qurban dengan nilai yang layak untuk bisa disebut sedekah. Karena tujuan qurban adalah menyantuni orang miskin. Karena itu, jika sohibul qurban makan keseluruhan, wajib ganti rugi. (al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab, 8/416).

Yang dimaksud memberi ganti rugi adalah memberi ganti rugi sedekah senilai daging yang seharusnya dia ambilkan dari hasil qurban, untuk diberikan kepada fakir miskin. Mengingat dia memakan dan menghabiskan semua hasil qurbannya. Artinya qurbannya sah dan tidak perlu diulangi.

Di tempat lain, an-Nawawi lebih menguatkan pendapat yang mengatakan bahwa harus ada yang disedekahkan dengan nilai yang layak untuk bisa disebut sedekah. dan dianjurkan lebih banyak yang disedekahkan.
فأما الصدقة منها إذا كانت أضحية تطوع، فواجبة على الصحيح عند أصحابنا بما يقع عليه الاسم منها، ويستحب أن تكون بمعظمها
Untuk masalah mensedekahkan hasil qurban, jika itu qurban anjuran, pendapat yang kuat menurut ulama madzhab kami hukumnya wajib. Disedekahkan dengan ukuran yang layak untuk disebut sedekah. Dan dianjurkan yang disedekahkan lebih banyak. (Syarh Shahih Muslim, 13/131).

Dan kita bisa mengukur, berapa nilai pemberian hasil qurban yang layak, sehingga bisa disebut sedekah? Dengan hanya memberikan daging 1 kg kepada orang yang membutuhkan, sudah bisa disebut sedekah.

Keterangan yang lain juga disampaikan al-Buhuti – ulama madzhab hambali – bahwa sedekah dari hasil qurban itu harus, meskipun hanya sedikit, selama layak disebut sedekah.
فإن أكل أكثر الأضحية أو أهدى أكثرها أو أكلها كلها إلا أوقية تصدق بها جاز، ... لأنه يجب الصدقة ببعضها نيئا على فقير مسلم لعموم "وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ"
 Jika sohibul qurban makan sebagian besar hasil qurban, atau sebagian besar dia hadiahkan, atau dia makan semua hasil qurban, kecuali satu uqiyah* yang dia sedekahkan, hukumnya boleh… karena wajib mensedekahkan sebagian hasil qurban dalam bentuk mentahan kepada orang miskin yang muslim. Berdasarkan teks dari perintah Allah, “Berikanlah kepada orang yang tidak meminta dan kepada orang yang meminta-minta.” (Kasyaf al-Qana’, 3/23).

Al-Buhuti juga menegaskan, jika sohibul qurban memakan semua hasil qurban, tanpa ada yang disedekahkan maka dia wajib mengganti dengan sedekah senilai yang layak disebut sedekah, misalnya satu uqiyah. (Kasyaf al-Qana’, 3/23)

*Ulama sepakat, 1 uqiyah senilai 40 dirham. Menurut jumhur itu beratnya senilai kurang lebih 201 gr. Sementara menurut Hanafiyah, itu beratnya senilai 200,8 gr. Selisih 0,2 gr yang sebenarnya tidak signifikan.

Kita tidak hendak menyimpulkan mengenai hukum sohibul qurban makan semua hasil qurbannya. Tapi dari penjelasan mereka kita bisa menyimpulkan bahwa jatah untuk sohibul qurban, tidak ada angka tertentu. Artinya, tidak harus 1/3 dan ini juga bukan angka maksimal. Sohibul qurban bisa mendapat lebih dari itu, atau kurang dari itu. Jika sohibul qurban minta lebih dari 1/3, panitia tidak berhak untuk menolaknya, karena memang itu haknya. Meskipun semakin banyak yang disedekahkan, semakin baik.

Allahu a’lam

Minggu, 04 September 2016

Belajar dari Kisah Luqman al-Hakim

Makna Belajar
By: Samsul Zakaria, S.Sy.

Ayat yang pertama turun adalah perintah membaca (iqra’!)

Iqra’ (إِقْرَأْ) à qiraa’ah (قِرَآءَةٌ) memiliki makna yang luas


Membaca adalah totalitas penggunaan seluruh organ tubuh untuk memahami sesuatu (KH. Hasyim Muzadi)


Membaca adalah bagian dari atau semakna dengan belajar


Belajar berarti mengambil pelajaran, atau aktualisasi pelajaran dalam kehidupan.

Kisah dalam Al-Qur’an

Tidak semua ayat Al-Qur’an berisi aturan hukum syar’i

Al-Qur’an banyak bertutut tentang kisah masa lalu untuk menjadi pelajaran (‘ibrah)

Ilmu tentang kisah dalam Al-Qur’an namanya Qashashul Qur’an (قَصَصُ الْقُرْأن)

Ada kisah yang diceritakan secara detail namun ada yang secara umum

Banyaknya kisah dalam Al-Qur’an menjadi bukti pentingnya sejarah



Terdapat banyak versi tentang siapa sesungguhnya Luqman yang disebut Al-Qur’an.


Nama Luqman sering disandingkan dengan “al-Hakim”.

Julukan “Al-Hakim” berangkat dari kabar bahwa Luqman mendapatkan 
“hikmah” (QS. Luqman [12]).

Singkatnya, Luqman adalah sosok yang shalih yang pantas menjadi contoh/teladan.

Dikaruniai “hikmah” untuk bersyukur kepada Allah.

Siapa yang bersyukur hakikatnya bersyukur untuk dirinya sendiri.

Siapa yang kufur sungguh Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji (QS. Luqman [12]).

Perintah syukur ini sebenarnya ditujukan untuk seluruh umat manusia
Kenyataanya sedikit yang mau bersyukur (wa qaliilun min ‘ibaadiya asy-syakuur).

Luqman memanggil putranya dengan sebutan “yaa bunayya (يَا بُنَيَّ)”
Bunayya adalah bentuk tashghiir dari al-ibnu (اَلْإِبْنُ).

Luqman terlihat sangat dekat dan sayang kepada putranya.

Dengan model tersebut, Luqman menyampaikan hal yang sangat penting.

Jauhi syirik sebab syirik adalah kedhaliman yang besar (QS. Luqman [13]).

Dengan panggilan yang sama (yaa bunayya), Lukman sampaikan kemahabesaran Allah.

Setiap perbuatan (baik atau buruk) seberat biji sawi di dalam batu/langit/bumi Allah pasti akan datangkan balasannya.

Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui (QS. Luqman [16]).

Maknanya tidak ada yang luput dari pengawasan Allah ta’ala.


Dengan panggilan yang masih sama (yaa bunayya), Luqman sampaikan 4 hal penting:

Yaitu mendirikan shalat, amar ma’ruf, nahi munkar, dan sabar atas ujian yang menimpa.

Keempat hal tersebut adalah kewajiban dari Allah (QS. Luqman [17]).

Luqman sangat mementingkan pendidikan agama kepada anaknya sebagai pondasi kehidupan.


Simpulan

Membaca/belajar adalah perintah pertama dan utama Al-Qur’an.

Banyak kisah dalam Al-Qur’an untuk menjadi pelajaran termasuk kisah Luqman.

Kepada anaknya Luqman menggunakan panggilan kesayangan dan diulang-ulang (3 kali).

Luqman mendapat “hikmah” tentang hakikat bersyukur.

Luqman menanamkan pondasi keimanan kepada putranya sebelum yang lain.


Tanya-Jawab


Pak Sagiman:

-Mengapa Lukman hanya menekankan tentang iman, aspek dunianya bagaimana? Sementara materi penting untuk mendukung ibadah...