NGOBAR ASSALAM

Ngobar Assalam, ikuti dan kunjungi Ngobar Assalam di Masjid Assalam Minomartani setiap hari Minggu Pagi sehabis sholat jama'ah Subuh.

Minggu, 19 Januari 2014

Sedekah Harga Diri

By: Ustad Ammi Nur Baits

Ketika menyiapkan perbekalan perang Tabuk, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan para sahabat untuk bersedekah. Beliau mempersyaratkan, yang boleh ikut perang hanyalah orang yang memiliki kendaraan. Di saat itu, datang beberapa sahabat yang fakir dan tidak memiliki binatang tunggangan datang meminta izin kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Mereka pulang sambil menangis, karena tidak ada yang bisa mereka sumbangkan untuk agama.
وَلَا عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَا أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّوْا وَأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَنًا أَلَّا يَجِدُوا مَا يُنْفِقُونَ
Dan tiada berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu." lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan. (QS. At-Taubah: 92).
Diatara meraka ada yang benama Ulbah bin Zaid al-Haritsi radhiyallahu 'anhu. Beliau datang tanpa membawa apapun, karena tidak ada yang bisa disedekahkan. Beliau menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan mengatakan,
مَا عِنْدِي إِلاَّ عِرْضِي ، فَإِنِّي أُشْهِدُكَ يَا رَسُولَ اللهِ ، إِنِّي قَدْ تَصَدَّقْتُ بِعِرْضِي عَلَى مَنْ ظَلَمَنِي
”Saya tidak memiliki apapun kecuali harga diriku. Aku bersaksi di hadapanmu ya Rasulullah, bahwa aku telah mensedekahkan harga diriku kepada setiap orang yang pernah mendzalimiku.” (HR. Al-Bazzar dalam Musnadnya 3387).

Sering Diikuti Jin

By; Ustad Ammi Nur Baits
Tanya
Dari      : ph****in25@gmail.com
subjek  : Bagaimana jika sering diikuti jin


Message:
Ustadz yg semoga dirahmati Alloh..... saya seorang karyawan baru di
kantor swasta. Teman2 kantor di situ pernah bilang bahwa bangunan
kantor itu dulunya adalah bekas rumah makan yang kemudian tutup dan
tidak dihuni lama sekali. Teman2 percaya bahwa d gedung itu banyak
penghuni "halus" nya.
Nhah, ada salah satu teman kantor yang bilang bahwa dia bisa melihat
jin disana, tapi hanya kadang2. Dia pernah mengaku beberapa kali
melihat makhluk halus itu sering duduk di samping saya dan mengikuti
saya ketika saya berjalan. Dia bilang ke saya, dan di hadapan teman2
yang lain katanya makhluk itu "naksir" saya dan sering menggoda saya.

Yang saya tanyakan ustadz:
1. Apakah saya harus mempercayai teman saya tersebut? Karena saya
pernah mendengar dari seorang ustadz bahwa manusia biasa tdk bisa
melihat jin secara kasat mata, kecuali dengan bantuan jin itu sendiri.
Bagaimana ustadz?
2. Kalau apa yang dikatakan oleh teman saya tersebut adalah benar,
lalu apa yang harus saya lakukan ustadz? Apakah saya harus berpindah
meja kantor seperti yang dia sarankan? Bagaimana agar jin tersebut tdk
lagi mengikuti saya?
3. Kalau benar pernyataan ustadz yg saya dengar tadi. Berarti teman
saya td pun bisa jd mendapat gangguan jin ustadz? Apakah benar? Lalu
bagaimana sikap saya sebaiknya terhadap dia?
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Pertama, bahwa pada dasarnya manusia tidak bisa melihat jin, juga tidak bisa mendeteksinya dengan indera yang lain. Allah tegaskan melalui firman-Nya,
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاء لِلَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya iblis dan para pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya, Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (Qs. Al-A’raf:27)
Inilah sifat asli manusia dan sifat asli jin. Manusia tidak bisa melihat jin, sebaliknya jin tidak bisa dilihat manusia, pada bentuk mereka yang asli.
Akan tetapi jin bisa menjelma menjadi makhluk yang lain, sehingga bisa terindra oleh manusia. Baik dengan dilihat, didengar, atau diraba. Sebagaimana kisah Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pada hadis berikut,
Selama beberama malam, beliau ditugasi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjaga bahan makanan hasil zakat ramadhan. Malam harinya datang seorang pencuri dan mengambil makanan. Dia langsung ditangkap oleh Abu Hurairah. “Akan aku laporkan kamu ke Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Orang inipun memelas. Minta dilepaskan karena dia sangat membutuhkan dan punya tanggungan keluarga. Dilepaslah pencuri ini. Siang harinya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada Abu Hurairah tentang kejadian semalam. Setelah diberi laporan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dia dusta, dia akan kembali lagi.”
Benar, di malam kedua dia datang lagi. Ditangkap Abu Hurairah, dan memelas, kemudian beliau lepas. Malam ketiga dia datang lagi. Kali ini tidak ada ampun. Orang inipun minta dilepaskan. “Lepaskan aku, nanti aku ajari bacaan yang bermanfaat untukmu.” Si jin mengatakan:
إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ، فَاقْرَأْ آيَةَ الكُرْسِيِّ: {اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّومُ}، حَتَّى تَخْتِمَ الآيَةَ، فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ، وَلاَ يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ
“Jika kamu hendak tidur, bacalah ayat kursi sampai selesai satu ayat. Maka akan ada penjaga dari Allah untukmu, dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi.”
Pagi harinya, kejadian ini dilaporkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. kemudian beliau bersabda: “Kali ini dia benar, meskipun aslinya dia pendusta.” (HR. Bukhari 2311).
Kedua, setiap manusia selalui diikuti seorang jin dan malaikat.
Jin yang selalu menyertai manusia namanya jin qarin. Dia mengikuti manusia kemanapun sasarannya ini pergi.
Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ، إِلَّا وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنَ الْجِنِّ
“Setiap orang di antara kalian telah diutus untuknya seorang qorin (pendamping) dari golongan jin.” (HR. Muslim 2814).
Keterangan selengkapnya, bisa anda pelajari di:
Sementara itu, Allah juga menugaskan malaikat penjaga untuk menjaga semua hamba Allah dari hal buruk yang belum ditakdirkan baginya.
Dalam surat Ar-Ra’d, Allah berfirman,
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللهِ
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.” (QS. Ar-Ra’d: 11)
Ibnu Abbas menjelaskan,
هم الملائكة يحفظونَهُ بأمرِ الله ، فإذا جاء القدر خَلُّوْا عنه
“Mereka adalah para malaikat yang menjaga manusia dengan perintah Allah, jika ada takdir yang akan menimpanya maka malaikat ini menyingkir darinya” (Tafsir At-Thabari, no.20217)
Selengkapnya bisa anda pelajari di:
Ketiga, kuatkan mental dengan banyak berdzikir
Ada banyak sebab jin akan merasuki tubuh seseorang. Namun ini bisa dihalangi dengan melakukan pencegahan sejak dini.
Karena kita tidak bisa melihat jin, kita tidak mungkin tarung dan berduel dengan mereka. Yang bisa kita lakukan adalah berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah dari gangguan mereka. Baik gangguan lahiriyah mapun batin.
Cara yang sangat mujarab untuk melindungi diri dari gangguan jin adalah merutinkan dzikir setiap pagi dan sorePagi dibaca setelah subuh dan sore dibaca setelah asar. Berikut beberapa dzikir pagi petang untuk melindungi diri dari gangguan jin:
1.      Membaca ayat kursi. Orang yang membacanya di waktu pagi maka akan dijaga sampai sore, dan siapa yang membacanya di waktu sore, akan dijaga sampai pagi.
Suatu ketika Ubay pernah menangkap jin yang mencuri makanannya. Ubay bin Ka’ab berkata kepada Jin: “Apa yang bisa menyelamatkan kami (manusia) dari (gangguan) kalian?”. Si jin menjawab: “Ayat kursi… Barangsiapa membacanya di waktu sore, maka ia akan dijaga dari (gangguan) kami hingga pagi, dan barangsiapa membacanya di waktu pagi, maka ia akan dijaga dari (gangguan) kami hingga sore”. Lalu paginya Ubay menemui Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- untuk menuturkan hal itu, dan beliau menjawab: “Si buruk itu berkata benar”. (HR. Hakim, Ibnu Hibban, Thabarani dan lainnya, Albani mengatakan: Sanadnya Thabarani Jayyid)
2.      Membaca doa berikut 3 kali:
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ، فِي الْأَرْضِ، وَلَا فِي السَّمَاءِ، وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
BISMILLAHIL-LADZI LAA YADHURRU MA’AS-MIHII SYAI-UN FIL ARDHI WA LAA FIS SAMAA’ WA HUWAS-SAMII-UL ‘ALIIM.
“Dengan nama Allah… yang bila nama-Nya disebut, segala sesuatu yang berada di bumi dan di langit tidak akan berbahaya, Dialah yang maha mendengar lagi maha mengetahui.”
Dari Utsman bin Affan, Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:
ما من عبد يقول في صباح كل يوم ومساء كل ليلة بسم الله الذي لا يضر مع اسمه شيء في الأرض ولا في السماء وهو السميع العليم ثلاث مرات لم يضره شيء
“Orang yang membaca dzikir ini setiap pagi dan sore sebanyak tiga kali, tidak akan ada sesuatu yang membahayakannya” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan lainnya, di-shahih-kan oleh Albani)
3.      Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas (masing-masing 3 kali), akan dijaga dari semua marabahaya.
Rasulullah mengatakan kepada Abdullah bin Khubaib:
قل قل هو الله أحد والمعوذتين حين تمسي وحين تصبح ثلاث مرات تكفيك من كل شيء
“Bacalah Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas, di waktu pagi dan sore, sebanyak 3 kali! Itu cukup bagimu untuk mencegah semua marabahaya” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, di-shahih-kan oleh Albani)
4.      Membaca kalimat berikut 10 kali:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Dari Abu Ayyub Al-Anshari, Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:
من قال حين يصبح لا إله إلا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد يحيي ويميت وهو على كل شيء قدير عشر مرات كتب الله له بكل واحدة قالها عشر حسنات وحط الله عنه بها عشر سيئات ورفعه الله بها عشر درجات وكن له كعشر رقاب وكن له مسلحة من أول النهار إلى آخره ولم يعمل يومئذ عملا يقهرهن فإن قال حين يمسي فمثل ذلك
“Barangsiapa ketika pagi membaca dzikir ini 10 kali, maka Alloh mencatat 100 kebaikan baginya, menghapus 100 keburukan darinya, menaikkannya 100 derajat, (pahala) dzikir ini sebanding dengan memerdekakan 10 budak, dzikir ini bisa menjadi pelindung baginya dari pagi hingga sore, dan pada hari itu tidak akan ada pekerjaan yang memupuskannya… Apabila ia membacanya ketika sore, maka baginya keutamaan yang sama seperti itu. (HR. Ahmad dan Thabarani, di-shahih-kan oleh Albani)
Semoga kita dimudahkan untuk merutinkannya dan mendapat perlindungan Allah dari segala yang membahayakan di dunia dan akhirat.
Terkait informasi dari teman anda, bisa jadi benar atau bisa jadi dusta. Namun apapun itu, sebaiknya tidak perlu terlalu anda pikirkan. Fokuskan pada rutinitas di atas, semoga Allah melindungi kita semua dari kejahatan seluruh makhluk-Nya.

Hukum Menelan Ludah Ketika Shalat

By; Ustad Ammi Nur Baits
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Salah satu pembatal shalat adalah makan atau minum dengan sengaja. Karena sikap semacam ini bertentangan dengan perintah Allah,
وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ
”Tegakkanlah shalat untuk Allah dengan tenang.” (QS. Al-Baqarah: 238)
Apakah menelan ludah termasuk makan dan minum?
Sebagian ulama menegaskan, menelan ludah tidak termasuk dalam kategori makan dan minum, bahkan meskipun bercampur dengan sisa makanan yang menempel di gigi.
Al-Buhuti – ulama madzhab Hambali – (w. 1051 H) ketika menjelaskan hal-hal yang membatalkan shalat, beliau mengatakan,
ولا بأس ببلع ما بقي في فيه من بقايا الطعام من غير مضغ أو بقي بين أسنانه من بقايا الطعام بلا مضغ مما يجري به ريقه وهو اليسير، لأن ذلك لا يسمى أكلا
Tidak masalah menelan sisa makanan di mulutnya tanpa dikunyah, atau sisa makanan yang terselip di sela gigi tanpa dikunyah, yang terlarut bersama ludah, dan sisa makanan itu sedikit. Karena semacam ini tidak disebut makan. (Kasyaf al-Qana’, 1/398).
Demikian, Allahu a’lam. 

Apakah Istri Wajib Kerja?

By; Ustad Ammi Nur Baits
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Bagian dari keadilan syariat, Allah bebankan tugas setiap hamba sesuai kodratnya. Kodrat yang ada pada setiap makhluk ini, menjadi jati dirinya dalam menelusuri kehidupan. Itulah keadaan paling ideal yang ada pada diri setiap makhluk dalam meniti jalan hidupnya. Layaknya SOP (stadard operating procedure) bagi setiap makhluk yang ingin meniti kehidupan yang nyaman di dunia. Istilah lain untuk menyebut "kodrat" yang saya maksud adalah "fitrah". Para ulama bahasa, mendefinisikan "fitrah" dengan 'ibtida'ul khilqah' (kondisi asal penciptaan).
Fitrah antara satu jenis manusia tentu berbeda dengan fitrah jenis manusia lainnya. Fitrah lelaki jelas berbeda dengan fitrah wanita. Karena itu, masing-masing mengemban tugas yang berbeda. Hal ini telah Allah tegaskan dalam Alquran, melalui firman-Nya,
وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَى
“Laki-laki tidaklah sama dengan wanita ....” (Q.S. Ali Imran:36)
Bagi Anda yang ingin hidup normal, jangan coba-coba melawan fitrah Anda. Dijamin, hidup Anda akan mengalami kegelisahan dan perasaan tidak nyaman lainnya. Bagi Anda yang ditakdirkan menjadi seorang wanita, jalanilah kehidupan yang feminin, dan jangan sampai punya keinginan untuk mengubah diri, dengan berupaya menyerupai lelaki atau bergaya maskulin. Demikian juga sebaliknya, Anda yang ditakdirkan menjadi laki-laki, tunjukkan gaya hidup maskulin, karena Anda tidak memiliki plihan lain selain menjadi laki-laki. Berusaha mengubah diri, bergaya banci, atau bahkan trans-seksual, berusaha menyalahi kodrat, apa pun tujuannya, akan memberikan dampak buruk bagi kehidupan Anda. Mengingat bahaya besar mengubah fitrah kelamin, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaknat lelaki yang meniru gaya wanita atau wanita yang meniru gaya lelaki,
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma,
لَعَنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المُخَنَّثِينَ مِنَ الرِّجَالِ، وَالمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaknat lelaki yang bergaya wanita dan wanita yang bergaya lelaki. (HR. Bukhari 5886, Abu Daud 4930, dan yang lainnya)
Cara Mengenal Fitrah
Acuan utama untuk mengetahui fitrah manusia adalah wahyu dan informasi dari Allah, dengan bahasa lain: Alquran dan Sunah. Karena yang paling tahu tentang kodrat dan fitrah kita adalah Dzat yang menciptakan kita. Keterangan tentang fitrah tersebut, terkadang Allah tuangkan dalam bentuk perintah atau berita.
Di antara fitrah yang Allah tetapkan untuk laki-laki adalah mencari nafkah untuk keluarga.
Dalil tentang masalah ini banyak sekali. Saya sebutkan yang inti saja.
Allah berfirman,
وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Merupakan kewajiban bapak (orang yang mendapatkan anak) untuk memberikan nafkah kepada istrinya dan memberinya pakaian dengan cara yang wajar ....” (Q.S. Al-Baqarah:233)
Allah juga berfirman,
لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ
“Agar orang yang memiliki kekayaan memberikan nafkah kepada (istri yang dicerai) dengan kekayaannya, sementara barang siapa yang rezekinya disempitkan, hendaknya dia memberi nafkah sesuai karunia yang Allah berikan kepadanya.” (Q.S. Ath-Thalaq:7)
Di surat an-Nisa, Allah berfirman,
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
“Lelaki adalah pemimpin bagi wanita, disebabkan kelebihan yang Allah berikan kepada sebagian manusia (lelaki) di atas sebagian yang lain (wanita) dan disebabkan mereka memberi nafkan dengan hartanya ....” (Q.S. An-Nisa':34)
Berdasarkan ayat di atas, ada dua sebab sehingga Allah jadikan lelaki memiliki kodrat memimpin rumah tangga. Pertama, kelebihan yang Allah berikan kepada lelaki.Kedua, lelaki menanggung nafkah untuk istri dan keluarganya.
Konsekuensi hal ini, fitrah seorang istri adalah merawat anak, dan mendapatkan nafkah dari sang suami. Memahami hal ini, bekerja mencari nafkah keluarga adalah kewajiban suami dan bukan kewajiban istri.

Menjadi Buar Bibir Setelah Meninggal

By: Ustad Ammi Nur Baits

Pujian orang yang disampaikan langsung di hadapan kita, sarat dengan tendensi dan kepentingan. Pujian orang yang disampaikan ketika kita tiada, itulah pujian yang sebenarnya.
Karena itu, diantara doa Ibrahim yang Allah sebutkan dalam al-Quran, beliau memohon agar menjadi buah bibir setelah beliau meninggal,
وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ
Jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian (QS. As-Syu’ara: 84).
Ibrahim memohon kepada Allah, agar dia diberi taufik untuk menjadi sumber kebaikan, sehingga semua orang memuji beliau, hingga hari kiamat.
Karena pujian manusia adalah kesaksaian mereka atas perbuatan dan perilaku kita di dunia.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, beliau menceritakan,
Suatu ketika para sahabat melihat seorang jenazah yang diangkat menuju pemakamannya. Merekapun memuji jenazah ini. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
وجبَتْ، وجبتْ، وجبت
”Wajib.., wajib.., wajib.”
Tidak berselang lama, lewat jenazah lain. Kemudian para sahabat langsung mencelanya. Seketika, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
وجبَتْ، وجبتْ، وجبت
”Wajib.., wajib.., wajib.”
Umarpun keheranan dan bertanya,
”Apanya yang wajib?”
Jawab sang Nabi,
هَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ خَيْرًا، فَوَجَبَتْ لَهُ الجَنَّةُ، وَهَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ شَرًّا، فَوَجَبَتْ لَهُ النَّارُ، أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِي الأَرْضِ
”Jenazah pertama kalian puji dengan kebaikan, maka dia berhak mendapat surga. Jenazah kedua kalian cela, maka dia berhak mandapat neraka. Kalian adalah saksi Allah di muka bumi.” (HR. Bukhari 1367 & Muslim 949).
Jadilah manusia yang menebar kebaikan bagi lingkungannya, semoga pujian mereka menjadi saksi atas kebaikan kita. 
 Show message history

Beliau Menangis Karena Memikirkan Kita

By; Ustad Ammi Nur Baits

Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca firman Allah di surat Ibrahim,
رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Ya Tuhanku, Sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, Maka Barangsiapa yang mengikutiku, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golonganku, dan Barangsiapa yang mendurhakai Aku, Maka Sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ibrahim: 36)
Dan beliau membaca firman Allah tentang perkataan Nabi Isa,
إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Jika Engkau menyiksa mereka, Maka Sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, Maka Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Maidah: 118).
Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangan beliau dan berdoa,
اللهُمَّ أُمَّتِي أُمَّتِي
“Ya Allah, umatku-umatku…”
Beliaupun menangis. Lalu Allah perintahkan Jibril,
يَا جِبْرِيلُ اذْهَبْ إِلَى مُحَمَّدٍ، وَرَبُّكَ أَعْلَمُ، فَسَلْهُ مَا يُبْكِيكَ؟
”Wahai Jibril, datangi Muhammad – Tuhanmu paling tahu – tanyakan kepadanya, apa yang menyebabkan kamu menangis.”
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan firman Allah yang beliau baca – dan Allah Maha Tahu –. Kemudian Allah berfirman,
يَا جِبْرِيلُ، اذْهَبْ إِلَى مُحَمَّدٍ، فَقُلْ: إِنَّا سَنُرْضِيكَ فِي أُمَّتِكَ، وَلَا نَسُوءُكَ
”Wahai Jibril, datangi Muhammad, sampaikan: Kami akan membuatmu ridha dengan umatmu, dan Kami tidak akan membuatmu sedih.” (HR. Muslim 202)
An-Nawawi menyebutkan beberapa pelajaran dari hadis,
  1. Penjelasan tentang kasih sayang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada umatnya, dan perhatian beliau terhadap kemaslahatan mereka
  2. Anjuran mengangkat tangan dalam berdoa
  3. Kabar gembira untuk umat ini, Allah akan menambahkan kemuliaan sesuai yang Allah janjikan. Ini merupakan hadis yang memberikan harapan sangat besar bagi umat islam
  4. Penjelasan tentang kedudukan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di sisi Allah dan kasih sayang Allah kepada beliau.
(Syarh Shahih Muslim, 3/78 – 79)

Dakwah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam Kepada Jin


 
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam diutus oleh Allah untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
”Tidaklah aku mengutusmu, kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam” (QS. Al-Anbiya: 107).
Bentuk rahmat beliau adalah mengajarkan kebaikan kepada seluruh umat dari kalangan jin dan manusia, sehingga mereka mendapat ridha dari Sang Pencipta.
Labih dari itu, terdapat beberapa dalil khusus, di mana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdakwah mengajak para jin untuk masuk islam,
وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنْصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِمْ مُنْذِرِين
Ingatlah ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan al-Quran, lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (bangsa jin) untuk memberi peringatan. (QS. Al-Ahqaf: 29)
 
Ibnu Katsir menukil keterangan dari Ibnu Abbas, bahwa jumlah mereka ada 7 jin yang semuanya rajin ibadah. (Tafsir Ibn Katsir, 7/289).
 
Setelah para jin itu mendengarkan al-Quran, dan mereka beriman kepadanya, mereka kembali dan mendakwahi kaumnya di kalangan jin. Allah ceritakan di lanjutan ayat,
قَالُوا يَا قَوْمَنَا إِنَّا سَمِعْنَا كِتَابًا أُنْزِلَ مِنْ بَعْدِ مُوسَى مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ وَإِلَى طَرِيقٍ مُسْتَقِيمٍ ( ) يَا قَوْمَنَا أَجِيبُوا دَاعِيَ اللَّهِ وَآمِنُوا بِهِ يَغْفِرْ لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ وَيُجِرْكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ ( ) وَمَنْ لَا يُجِبْ دَاعِيَ اللَّهِ فَلَيْسَ بِمُعْجِزٍ فِي الْأَرْضِ وَلَيْسَ لَهُ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءُ أُولَئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Mereka berkata: "Hai kaum kami, Sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan Kitab-Kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. ( ) Hai kaum Kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih. ( ) dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah Maka Dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata". (QS. Al-Ahqaf: 30 – 32).
 
Kemudian dinyatakan dalam riwayat Ahmad, Muslim, Turmudzi dan yang lainnya bahwa Alqamah bertanya kepada sahabat Ibnu Mas’ud,
”Apakah ada diantara kalian yang ikut bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada malam beliau bertemu jin?”
”Tidak, hanya saja, pada suatu malam, sebelumnya kami bersama Rasulullah. Tiba-tiba kami kehilangan beliau, dan kamipun mencari beliau di lembah dan semak-semak. Hingga kami mengatakan, ’Beliau dibawa pergi oleh jin.’ Malam itu, kami menjalani malam paling buruk. Di pagi harinya, tiba-tiba beliau datang dari arah Hira. Kamipun segera menyambut beliau, ’Ya Rasulullah, kami kehilangan anda dan kami berusaha mencari anda, namun kami tidak berhasil menemukan anda. Sehingga kami merasa sangat sedih di malam itu.”
Jawab Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
أَتَانِي دَاعِي الْجِنِّ فَذَهَبْتُ مَعَهُ فَقَرَأْتُ عَلَيْهِمُ الْقُرْآنَ
” Ada seorang dari kalangan jin yang mendatangiku, akupun pergi bersamanya dan aku bacakan ayat al-Quran kepada mereka.”
 
Ibnu Mas’ud melanjutkan ceritanya, Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pergi bersama kami. Kamipun melihat bekas mereka dan bekas api mereka. Dan mereka meminta bekal hidup. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
لَكُمْ كُلُّ عَظْمٍ ذُكِرَ اسْمُ اللهِ عَلَيْهِ يَقَعُ فِي أَيْدِيكُمْ أَوْفَرَ مَا يَكُونُ لَحْمًا وَكُلُّ بَعْرَةٍ عَلَفٌ لِدَوَابِّكُمْ
Pada setiap tulang hewan yang disembelih secara syar’i, akan berisi penuh daging di tangan kalian. Dan setiap kotoran hewan ternak, menjadi makanan binatang kalian (jin).
Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan,
فَلَا تَسْتَنْجُوا بِهِمَا فَإِنَّهُمَا طَعَامُ إِخْوَانِكُمْ
”Janganlah kalian melakukan istinjak dengan tulang dan kotoran, karena itu makanan saudara kalian (dari jin).” (HR. Ahmad 4149, Muslim 450, Turmudzi 3258, dan yang lainnya)
 
Keterangan tambahan, bisa anda simak di:
 
Allahu a’lam
 Show message history